roduksi Pangan Darurat Berprebiotik Berbasis Pisang-Ubi yang Mampu Meningkatkan Kesehatan Mikroflora dan Mencegah Enteropatogenik pada Balita dan Lanjut Usia (tahap 2)
Date
2017-11-10Author
Nurhayati, Nurhayati
Maryanto, Maryanto
Suswati, Enny
Metadata
Show full item recordAbstract
Jejak rekam penelitian yang sedang dilakukan adalah pangan (darurat)
berprebiotik berbasis kajian etnobotanical. Penelitian tahun 2017 bertujuan
mengevaluasi secara in vivo nilai gizi dan sifat-sifat prebiotik pangan terformula
dengan menggunakan hewan coba dan relawan manusia, serta produksi scale up
pangan darurat berprebiotik dan analisis biaya produksi kelayakannya. Analisis
biaya produksi kelayakan meliputi niali benefit cost ratio (B/C) dan break even
point (BEP). Formula food bar terpilih ada tiga macam dari 27 formula. Formula
1 (CB1) berbahan dasar pisang agung dan ubi jalar ungu, formula 2 (CB2)
berbahan dasar pisang agung, ubi jalar putih, dan kacang tunggak dan formula 3
(CB3) berbahan dasar pisang raja dan kacang hijau. Uji in vivo pada tikus wistar
jantan dibagi menjadi tiga masa tahapan yaitu masa adaptasi, masa perlakuan (3
minggu), dan masa netralisasi (1 minggu). Setiap 7 hari sekali dilakukan
pengambilan sampel darah dan feses tikus untuk diidentifikasi profil lipida darah
(trigliserida, HDL, LDL, dan total kolesterol), nilai gizi protein berdasarkan PER,
status gizi berdasarkan IMT, profil mikroflora feses, nilai IP, dan kadar VFA.
Hasil menunjukkan bahwa profil lipida darah tikus bervariasi untuk ketiga food
bar. Kadar trigliserida masing-masing tikus wistar jantan mengalami peningkatan
pada tikus dengan asupan CB1 (301,06 mg/dl), CB2 (122,34 mg/dl), dan CB3
(300 mg/dl), namun pada kontrol (asupan ransum standar) mengalami penurunan
hingga menjadi 137,23 mg/dl. Kadar kolesterol total tikus wistar jantan
mengalami penurunan yaitu kontrol (42,33 mg/dl), CB1 (61,91 mg/dl), CB2
(71,96 mg/dl), CB3 (33,33 mg/dl). Kadar HDL-C pada masing-masing tikus
wistar mengalami penurunan yaitu kontrol (32,48 mg/dl), CB1 (30,8 mg/dl), CB2
(58,24 mg/dl), dan CB3 (22,12 mg/dl). Kadar LDL-C mengalami kenaikan pada
pada masing-masing tikus wistar yaitu kontrol (44,2 mg/dl), CB1 (62,71 mg/dl),
dan CB2 (68,88 mg/dl), sedangkan CB3 mengalami penurunan menjadi 38,04
mg/dl. Food bar CB1, dan CB2 kurang cocok dalam menaikkan kadar HDL-C
dan menurunkan LDL-C. Food bar CB3 cocok dalam menurunkan LDL-C namun
kurang cocok dalam menaikkan HDL-C. Nilai PER tikus kontrol dengan ransum
standar yaitu 10,37 dan 15,45 untuk CB1, 14,36 untuk CB2, dan 14,67 untuk
CB3. Formulasi protein pada food bar hanya cukup untuk tikus wistar bertahan
hidup dan belum cukup untuk pertumbuhan tubuh. Pemberian food bar pada masa
perlakuan mengalami penurunan nilai IMT menjadi 274,262 (CB1), 275,548
(CB2), dan 283,03 (CB3). Ketiga formula terpilih dapat meningkatkan populasi
probiotik dan menurunkan populasi bakteri patogen. Peningkatan probiotik akibat
asupan food bar yaitu 1,79% untuk CB1, 5,41% untuk CB2, dan 2,31% untuk
CB3. Penurunan populasi bakteri patogen juga terjadi sebesar 13,47% untuk CB1,
7,96% untuk CB2 dan 12,01% untuk CB3. Nilai IP (indeks prebiotik) tiap formula
adalah 4,65 untuk CB1 food bar berbahan dasar pisang agung dan ubi jalar ungu,
1,03 untuk CB2 food bar berbahan dasar pisang agung, ubi jalar putih, dan kacang
tunggak, dan 1,80 untuk CB3 food bar berbahan dasar pisang raja dan kacang
hijau. Konsumsi foods bar oleh tikus Wistar jantan dapat meningkatkan
konsentrasi VFA feses khusunya asam asetat yaitu 11,67 mM pada tikus dengan
asupan CB1, 6,03 mM pada tikus dengan pakan CB2 dan 0,76 mM pada tikus
dengan asupan CB3. Nilai Indeks glikemik food bars cukup tinggi yaitu 75-80
sehingga baik dalam pemenuhan kebutuhan kalori harian. Nilai indeks
prebiotiknya juga tinggi 3-15 dalam menstimulasi kesehatan mikroflora saluran cerna. Hasil studi kelayakan menunjukkan bahwa produk pangan berbasis pisang
cukup layak untuk dikembangkan produksinya. Begitu pula dengan perancangan
mutu yang dilakukan pada formula cookies berbahan ubi menunjukkan hasil yang
ukup memuaskan dengan metode quality function development (QFD).
Collections
- LSP-The Research [166]