PERENCANAAN PENJADWALAN PROYEK DENGAN METODE FAST TRACK (STUDI KASUS: PROYEK TOWER CASPIAN GRAND SUNGKONO LAGOON)
Abstract
Ketepatan penggunaan waktu adalah tolok ukur kesuksesan sebuah
proyek. Ketepatan penggunaan waktu tercapai jika proyek selesai sesuai rencana
atau lebih cepat dari rencana. Pelaksanaan aktivitas proyek sering terjadi
keterlambatan. Keterlambatan pelaksanaan proyek membuat gedung selesai tidak
tepat waktu, sehingga pengembang kehilangan nilai kompetitifnya dan akhirnya
akan kehilangan peluang pasar. Jika bangunan lebih cepat dioperasikan, maka
investasi proyek akan segera kembali, untuk mempercepat proyek dapat dilakukan
percepatan/time reduction.
Metode yang paling sesuai untuk melakukan time reduction pada
bangunan gedung adalah metode fast track. Fast tracking merupakan metode
percepatan dengan melakukan pekerjaan secara tumpang tindih/paralel. Tumpang
tindih pekerjaan dilakukan dengan cara membuat waktu mulai pekerjaan lebih
cepat dari waktu normalnya. Penerapan metode fast-track tentunya berpengaruh
terhadap alokasi sumber daya proyek. Meski tujuan utama dari metode fast track
adalah mereduksi waktu, tapi pertimbangan terhadap perubahan alokasi sumber daya
perlu dilakukan. Proyek Tower Caspian Grand Sungkono Lagoon Surabaya dipilih
sebagai studi kasus karena penjadwalannya ada hubungan antar pekerjaan yang
masih seri. Penelitian ini menggunakan data sekunder pada proyek yaitu gambar
rencana, time schedulle, dan bill of quantity. Langkah pertama pengolahan data
yaitu menyusun jaringan kerja berupa diagram balok menggunakan Ms. Project
2007. Langkah kedua yaitu mencari lintasan kritis. Selanjutnya melakukan fast
tracking pada pekerjaan-pekerjaan di jalur kritis. Pada penelitian ini running data
dilakukan sebanyak 4 kali karena tidak ditemukan lintasan kritis baru setelah
running keempat. Lalu menghitung waktu dan alokasi sumber daya baru. Tahap
terakhir yaitu membandingkan waktu dan alokasi sumber daya penjadwalan
normal dengan penjadwalan hasil fast track.
Running pertama pada lintasan kritis penjadwalan normal yaitu pekerjaan
kolom, balok, dan plat zona T2. Running kedua pada lintasan kritis hasil fast
track 1 yaitu pekerjaan kolom, balok, dan plat zona T1. Running ketiga dilakukan
pada lintasan kritis fast track 2 yaitu pekerjaan shearwall 2. Running keempat
pada lintasan kritis running 3 yaitu pekerjaan shearwall 1. Running keempat
membuat proyek dapat diselesaikan pada minggu ke-44 atau 15 minggu lebih
cepat dari penjadwalan normalnya. Awal April 2017 sampai 04 Juni 2017
kebutuhan pekerja sebesar 78 sampai 100 pekerja. Selanjutnya kebutuhan pekerja
sebesar 66 sampai 111 pekerja. Hasil analisis membuktikan bahwa fast tracking
dapat mereduksi waktu 15 minggu atau 25,85 % dan jumlah pekerja yang
dibutuhkan perhari lebih banyak dari penjadwalan normal.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4097]