FAKTOR-FAKTOR YANG MENDASARI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI TEBU BERMITRA DENGAN PG. DJATIROTO
Abstract
PG. Djatiroto merupakan pabrik gula terbesar baik dari kapasitas giling maupun luas areal kerjanya diantara unit usaha lain di PTPN XI. Pengadaan bahan baku tebu dilakukan PG. Djatiroto melalui tebu milik sendiri (TS) dan kerjasama bagi hasil dengan petani tebu rakyat (TR). Antara petani dan PG akan terjadi hubungan saling ketergantungan, pabrik gula membutuhkan dukungan pasokan tebu dari tebu rakyat (TR) dan sebaliknya petani membutuhkan tempat untuk memproses tebu menjadi gula. Hubungan saling ketergantungan tersebut dapat diatasi dengan melakukan kemitraan. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui faktor-faktor apa saja yang mendasari pengambilan keputusan petani tebu bermitra dengan PG. Djatiroto, (2) perbedaan pendapatan petani tebu yang bermitra dan petani tebu yang tidak bermitra dengan PG. Djatiroto serta (3) kesesuaian kemitraan yang terjalin dengan kontrak kemitraan. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Jatiroto. Metode pengambilan contoh menggunakan Proportionate stratified random sampling. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data dianalisis menggunakan Regresi Logistik dan Independent sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan: (1) faktor yang berpengaruh nyata terhadap pengambilan keputusan petani tebu bermitra dengan PG. Djatiroto adalah faktor pengalaman dengan nilai signifikansi sebesar 0,092, faktor pendapatan dengan nilai signifikansi sebesar 0,036, dan faktor jumlah anggota keluarga dengan nilai signifikansi sebesar 0,068 sedangkan faktor umur dan pendidikan berpengaruh tidak nyata terhadap pengambilan keputusan petani tebu bermitra dengan PG. Djatiroto; (2) terdapat perbedaan pendapatan antara petani tebu yang bermitra dan petani tebu yang tidak bermitra dengan PG. Djatiroto dengan nilai signifikansi sebesar 0,002, pendapatan petani tebu yang bermitra lebih besar dari pada pendapatan petani tebu yang tidak bermitra dengan PG. Djatiroto. Rata-rata pendapatan petani tebu yang bermitra sebesar Rp. 25.822.092 sedangkan rata-rata pendapatan petani tebu yang tidak bermitra sebesar RP. 20.010.176; (3) pola kemitraan yang terjalin antara petani tebu dan PG. Djatiroto adalah pola kemitraan Kerjasama Operasional Agribisnis (KOA), petani tebu menyediakan lahan, sarana dan tenaga kerja sedangkan PG. Djatiroto menyediakan biaya, modal, manajemen, pengadaan sarana produksi, dan berperan sebagai penjamin pasar melalui pengolahan dan pengemasan. Kemitraan yang terjalin sudah berjalan dengan cukup baik dan sesuai dengan kontrak kemitraan. Hal ini terlihat dari banyaknya kontrak kemitraan yang telah terealisasi dengan baik.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]