PEMANFAATAN METODE GEOFISIKA RESISTIVITAS KONFIGURASI WENNER UNTUK MENGGAMBARKAN DISTRIBUSI RESISTIVITAS DI LAHAN PERKEBUNAN TEBU PADA LAHAN KERING
Abstract
Sumber pangan utama penduduk dunia ialah hasil pertanian, begitu juga
dengan Indonesia. Lahan pertanian di Indonesia tersebar di berbagai pulau antara
lain: Pulau Jawa, Kalimantan, Sumatra dan lain sebagainya. Salah satu daerah di
Pulau Jawa yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani adalah
Kabupaten Jember. Hasil pertanian yang dihasilkan salah satunya yaitu tanaman
tebu. Struktur tanah yang baik untuk pertanaman tebu adalah tanah yang gembur
sehingga aerasi udara dan perakaran berkembang sempurna (Syakir, 2010). Untuk
mengetahui jenis lapisan batuan yang sesuai untuk tanaman tebu maka dapat
dilakukan dengan mencari nilai dan mendiskripsikan distribusi resistivitas suatu
batuan di bawah permukaan tanah menggunakan metode geolistrik tahanan jenis
(resistivitas).
Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi struktur bawah
permukaan tanah dan menginterpretasikan distribusi resistivitas lapisan bawah
permukaan tanah dengan menggunakan metode geolistrik resistivitas 2D
konfigurasi Wenner. Lokasi penelitian yang digunakan yaitu di perkebunan tebu
daerah dusun Krajan Barat desa Mlokorejo kecamatan Puger kabupaten Jember.
Desa Mlokorejo dikenal sebagai desa agraris, memiliki potensi alam yang cukup
prospektif. Sampai saat ini bidang pertanian masih menjadi sektor unggulan di
desa Mlokorejo untuk memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat. Salah satu
lokasi perkebunan tebu di desa Mlokorejo digunakan untuk pengambilan data
resistivitas tanah. Penelitian ini menggunakan 3 lintasan dengan panjang
bentangan 80 meter dari arah barat ke timur dan jarak antara lintasan mencapai 40
meter pada lahan perkebunan.
Metode geolistrik resistivitas merupakan metode untuk menduga kondisi
bawah permukaan tanah. Metode ini menghasilkan citra bawah permukaan tanah
berdasarkan perbedaan nilai resistivitasnya dan dapat digunakan dalam pendugaan
jenis tanah. Selain itu dilakukan pula identifikasi lahan untuk menentukan jenis
lahan basah atau lahan kering serta untuk mengetahui nilai konduktivitas pada
permukaan tanah. Identifikasi pada penelitian ini dilakukan dengan menganalisa
hasil pencitraan bawah permukaan tanah berdasarkan jenis lapisan tanah yang
sesuai untuk ditanami tebu.
Berdasarkan hasil pencitraan data resistivitas 2D pada software Res2dinv
diperoleh informasi bahwa jenis tanah pada ketiga lintasan memiliki dominan
jenis tanah clay (lempung), alluvium, lempung halus dan pasiran (lanau) di 3
meter pertama permukaan tanah. Jenis tanah pada ketiga lintasan ini memiliki
nilai resistivitas yang hampir seragam. Selain clay (lempung), alluvium, lempung
halus dan pasiran (lanau) pada lintasan 2 terdapat pula batu pasir (sedikit
dominan) dengan nilai resistivitas tanah yang lebih tinggi dari kedua lintasan
sebelumnya. Penampang resistivitas permukaan bumi pada kedalaman ini
dicitrakan dengan warna biru muda dan biru tua. Pada penelitian ini
mengorientasikan pada 3 meter lapisan pertama karena akar tumbahan tebu
mampu tumbuh panjang mencapai 0,5 – 1,0 meter pada tanah.
Seluruh hasil lintasan yang digunakan dalam penelitian ini dapat mewakili
kondisi struktur bawah permukaan tanah dari luas lahan. Hal tersebut dapat
ditunjukkan dengan hasil nilai resistivitas dari ketiga lintasan yang memiliki
interval nilai dan struktur tanah yang hampir seragam. Sehingga dari hasil tesebut
mampu memberikan informasi keadaan struktur bawah permukaan tanah dari
luas lahan yang digunakan penelitian.