PERUBAHAN VIABILITAS, VIGOR DAN DAYA HANTAR LlSTRIK BENIH KEDELAI (Glycine max L. Merrill) SELAMA PENYIMPANAN
Abstract
Dalam rangka memperbaiki produktivitas benih kedelai di Indonesia
salahsatu diantaranya dapat dilakukan dengan penggunaan benih kedelai
berkualitas tinggi. Benih kedelai memiliki sifat cepat mengalami kemunduran
mutu (detereorasi) pada saat disimpan sehingga mutu tinggi benih kedelai
hanya dapat dihasilkan apabila benih diperlakukan dengan baik, seperti
teknik penyimpanan yang sesuai. Kondisi penyimpana seperti suhu dan
ruang simpan serta bahan pengemas benih diduga dapat memperlambat laju
kemunduran kuaitas benih kedelai selama disimpan.
Berdasarkan hal tersebut di atas, penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi perubahan mutu benih kedelai selama masa simpan pada
beberapa macam bahan pengemas dan suhu ruang simpan melalui indikator
perubahan viabilitas, vigor dan daya hantar listrik benih.
Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan di laboratorium Teknologi
Benih Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Jember,
mulai Oktober 2016 sampai Maret 2017. Penelitian dilakukan dengan
menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan perlakuan penyimpanan:
pengemas kertas porus, plastik polyethylen pada pengemas aluminium foil
yang semuanya disimpan pada suhu kamar.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa; (1) Kualitas benih kedelai
mengalami kemunduran setelah benih melewati masa simpan selama 3
bulan dengan indikator menurunnya viabilitas dan vigor benih yang diikuti
meningkatnya daya hantar listrik benih. (2) Bahan pengemas memberikan
pengaruh yang beragam karena diduga dalam proses penyimpanan dapat
terjadi fluktuasi kadar air benih, karena benih bersifat higroskopis. Kadar air
benih yang meningkat selama penyimpanan akan meningkatkan aktivitas
enzim didalam embrio. Hal ini diduga dapat menyebabkan meningkatnya
kadar asam lemak bebas, yang selanjutnya dapat menyebabkan turunnya
viabilitas dan vigor benih.
Collections
- LSP-The Research [166]