Pengaruh Model Inkuiri Terbimbing Terhadap Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Fisika Pokok Bahasan Suhu dan Kalor di SMAN Pakusari
Abstract
Fisika merupakan cabang IPA yang mempelajari fenomena-fenomena
tentang alam, hasil pemikiran dan eksperimen (Lestari, 2014: 60). Dalam proses
pemahaman konsep IPA memiliki empat unsur utama yaitu sikap, proses, produk
dan aplikasi. Empat unsur tersebut harus dimunculkan dalam suatu proses
pembelajaran. Namun fakta dilapangan berdasarkan hasil wawancara peneliti
dengan beberapa guru fisika di SMA Jember bahwa unsur sikap ilmiah masih
belum dijadikan tujuan utama dalam pembelajaran. Sedangkan tujuan mata
pelajaran fisika menurut badan standar nasional pendidikan (2006: 160) adalah
mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah, mengajukan
hipotesis melalui percobaan, menguasai konsep fisika, percaya diri serta
memupuk sikap ilmiah. Oleh karena itu diperlukan pembelajaran IPA yang tepat
sehingga tujuan pembelajaran tersebut dapat tercapai.
Pembelajaran fisika perlu dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk
menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta
berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup (BSNP, 2006:
159-160). Namun kenyataanya, keterampilan belajar dan pembelajaran yang
berpusat pada siswa telah banyak dikembangkan, tetapi kurang maksimal dalam
pengaplikasiannya terbukti dengan hasil observasi peneliti dibeberapa sekolah
SMA di Jember bahwa model pembelajaran yang digunakan guru masih banyak
yang melalui ceramah meskipun pada materi tertentu ada yang dilaksanakan
secara inkuiri ilmiah. Pemilihan model maupun teknik pembelajaran yang tepat
merupakan inovasi dalam pembelajaran dengan harapan dapat meningkatkan
sikap ilmiah dan hasil belajar siswa. Upaya yang dapat digunakan adalah dengan
menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing.
viii
Jenis Penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen. Pengaruh yang
diharapkan dari penelitian ini adalah sikap ilmiah dan hasil belajar siswa kelas
eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. Populasi yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 1 Pakusari yang terdiri dari 7
kelas yaitu kelas X-1 sampai X-7. Dokumentasi yang digunakan sebagai data uji
homogenitas adalah nilai ulangan harian materi fisika listrik dinamis semester
genap tahun pelajaran 2015/2016. Sampel yang homogen akan dilakukan uji
cluster random sampling terhadap 7 kelas untuk diambil 2 kelas sebagai sampel
penelitian. Sampel penelitian adalah kelas X-2 sebagai kelas kontrol sebanyak 30
siswa dan X-7 sebagai kelas eksperimen sebanyak 32 siswa. Dalam penelitian ini,
materi pembelajaran yang digunakan adalah suhu dan kalor dengan pokok
bahasan suhu dan kalor, pemuaian, asas black, dan perubahan wujud zat.
Berdasarkan hasil analisis data setelah penelitian melalui uji independent
sample t-test menyatakan bahwa rata-rata rata-rata sikap ilmiah siswa kelas
eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. Hal ini juga didukung dengan skor
sikap ilmiah kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol dengan
rata-rata skor sikap ilmiah kelas eksperimen sebesar 82,94 dan rata-rata skor sikap
ilmiah kelas kontrol sebesar 79,90. Sedangkan Hasil uji independent sample t-test
menyatakan bahwa nilai rata-rata hasil belajar fisika siswa kelas eksperimen lebih
baik dari kelas kontrol. Hal tersebut juga didukung dengan hasil belajar
psikomotor memiliki skor rata-rata kelas eksperimen sebesar 78,52 dan kelas
kontrol sebesar 71,11. Selain itu rata-rata hasil belajar kognitif siswa (post-test)
kelas eksperimen sebesar 77,16 dan rata-rata skor post-test kelas kontrol sebesar
65,50.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
inkuiri terbimbing berpengaruh signifikan terhadap sikap ilmiah dan hasil belajar
siswa dalam pembelajaran fisika di SMAN Pakusari, serta Ada pengaruh sikap
ilmiah terhadap hasil belajar fisika di SMA Pakusari.