• Login
    View Item 
    •   Home
    • LECTURER SCIENTIFIC PUBLICATION (Publikasi Ilmiah)
    • LSP-Conference Proceeding
    • View Item
    •   Home
    • LECTURER SCIENTIFIC PUBLICATION (Publikasi Ilmiah)
    • LSP-Conference Proceeding
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    BANYUWANGI ETHNO CARNIVAL: KEBIJAKAN KEBUDAYAAN, HIBRIDITAS SENI, DAN POLITIK RUANG GLOBAL-LOKAL

    Thumbnail
    View/Open
    F.IB_Prosiding_Novi A_Banyuwangi Ethno.pdf (1.821Mb)
    Date
    2017-07-18
    Author
    Anoegrajekti, Novi
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) merupakan ajang promosi seni, budaya, dan pariwisata daerah Banyuwangi yang diselenggarakan oleh pemerintah Kabupaten Banyuwangi. BEC dimaksudkan memberikan warna lain terhadap nilai budaya lokal Banyuwangi dengan mengangkat seni budaya Banyuwangi dalam kemasan kontemporer dan untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Banyuwangi. Pada acara BEC (2011), para peserta bebas memodifikasi pakaian bertema 3 kesenian: gandrung, damarwulan, dan kundaran. BEC (2012) menampilkan barong, BEC (2013) bertema kebo-keboan, BEC (2014) bertema ritual seblang, BEC (2015) bertema pengantin Using, dan BEC (2016) bertema Sri Tanjung-Sidopekso. Perdebatan pelaksanaan BEC ditanggapai oleh Bupati Banyuwangi sebagai “jembatan” untuk mempertemukan modernitas dan lokalitas. Cara pandang tersebut merupakan bentuk kesadaran hibrid dalam memandang masa lalu tradisional dan kehidupan modern yang hadir di Banyuwangi secara bersamasama. Kajian relasi kuasa dalam tiga peristiwa budaya di atas memperlihatkan ekspresi lintas budaya dan hubungan asimetris dari kekuatan politik. Melalui kajian hibriditas kritis –konsep hibriditas menunjukkan bahwa setiap proses budaya mengandung percampuran dan interaksi lintas batas– dapat membahas bagaimana lokal-global berinteraksi. Dalam berbagai ekspresi lintas budaya, perebutan kepentingan lokal, nasional, dan global berkontestasi dan terus saling berinteraksi secara dinamis untuk diartikulasikan dalam pendidikan dan kebudayaan. Identitas budaya yang lintas batas terefleksi melalui modifikasi seni dan konstruksi. Keterbukaan dalam menerima pluralisme dapat membuka ruang-ruang pemahaman identitas budaya yang majemuk. Sebagai sebuah produk, budaya hibrid merupakan bentuk perpaduan dan harmonisasi yang diciptakan melalui kebijakan pemerintah dalam mempertemukan modernitas dan lokalitas dalam ruang negosiasi yang terus-menerus.
    URI
    http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/80363
    Collections
    • LSP-Conference Proceeding [1877]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository