PELEPASAN DIRI KRIMEA DARI REPUBLIK UKRAINA
Abstract
Keputusan Presiden Viktor Yanukovych untuk menolak kerjasama dengan
Uni Eropa dalam mengatasi serangkaian permasalahan di Ukraina menyebabkan aksi
demonstrasi di ibu kota Republik Ukraina. Rakyat Ukraina memaksa Presiden Viktor
Yanukovych untuk mundur dari jabatan kepresidenan karena menolak kerjasama
dengan Uni Eropa yang diharapkan oleh mayoritas warga Ukraina. Penolakan
Presiden Yanukovych atas Uni Eropa menimbulkan aksi demonstrasi membuat
stabilitas keamanan Republik Ukraina tidak kondusif. Akibatnya, wilayah Krimea
sebagai basis pendukung Presiden Viktor Yanukovych kecewa dengan keputusan
demonstran di ibu kota dan memiliki keinginan untuk melepaskan diri dari Republik
Ukraina. Wilayah Krimea merupakan daerah semenanjung di bagian selatan Republik
Ukraina yang memiliki etnis dominan Rusia dibandingkan dengan etnis Ukraina.
Oleh karena itu, Krimea mengharapkan Presiden Viktor Yanukovych tetap menjalin
kerjasama dengan negara Rusia dibandingkan dengan Uni Eropa. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui alasan Krimea dalam melepaskan diri dari Republik
Ukraina melalui berbagai usaha dan tindakan yang dilakukan oleh rakyat di wilayah
Krimea.
Metode penelitian deskriptif kualitatif digunakan untuk meneliti alasan rakyat
Krimea melakukan upaya pelepasan diri dari Republik Ukraina. Data dikumpulkan
dan dianalisis dengan cara studi pustaka (library research) untuk memperoleh data
sekunder. Berdasarkan data-data tersebut kemudian dianalisis secara deskriptif
kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi politik di pemerintahan
Republik Ukraina pasca turunnya Presiden Yanukovych menyebabkan keinginan wilayah Krimea untuk melepaskan diri semakin kuat. Terdapat beberapa alasan
rakyat Krimea menginginkan lepas dari Republik Ukraina. Pemerintah yang baru
pasca Yanukovych merupakan pemerintah yang pro Uni Eropa dan berbeda pendapat
dengan rakyat Krimea. Selain itu, perbedaan etnis yang ada pada wilayah Krimea
dengan mayoritas warga Republik Ukraina membuktikan bahwa ikatan sejarah rakyat
Krimea lebih condong kepada negara Rusia dibandingkan dengan negara Republik
Ukraina. Permasalahan kesejahteraan yang didapatkan rakyat Krimea semakin
menurun, sehingga rakyat Krimea menginginkan kesejahteraan dan kemakmuran
yang merata bagi setiap warga Krimea. Akibatnya, rakyat Krimea melakukan
referendum sebagai tindakan protes terhadap pemerintahan pusat Republik Ukraina.
Isi referendum memberikan dua pilihan kepada rakyat Krimea, tetap menjadi bagian
dari Republik Ukraina atau melepaskan diri dari Republik Ukraina dan bergabung
dengan negara Federasi Rusia.