PENGARUH SERBUK ARANG KAYU GLUGU DAN SERBUK ALUMINIUM TERHADAP KARAKTERISTIK KOMPOSIT HYBRID KAMPAS REM
Abstract
Perkembangan teknologi dalam industri otomotif meliputi komponen
komponen sepeda motor dengan berbagai macam merek dan produk. Sehingga
persaingan antar produsen semakin kuat. Dari segi kualitas, dan harga produk.
kampas rem adalah salah satu komponen yang ada pada kendaraan bermotor yang
berfungsi untuk memperlambat atau menghentikan laju kendaraan bermotor
khususnya kendaraan yang ada di darat. Pada bahan bahan gesek semi logam,
penambahan kandungan logam yang bertujuan meningkatkan koefisien gesek
seringkali menyebabkan kerusakan pada tromol kendaraan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh serbuk arang kayu glugu
dan serbuk aluminium terhadapa karakteristik komposit hybrid kampas rem.
Penelitian ini menganalisa variasi fraksi volume serbuk arang kayu glugu dan serbuk
aluminium dengan matrik resin epoxy, dengan variasi fraksi volume (40%,50%,60%)
serbuk arang kayu glugu, (20%) serbuk Aluminium, (40%, 30%, 20%) resin epoxy.
Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini meliputi uji kekerasan, uji laju keausan,
uji koefisien gesek, uji struktur mikro. Ada beberapa tahap dalam pembuatan
spesimen kampas rem, pertama menyiapkan bahan, kemudian bahan di campur secara
merata, tahap selanjutnya proses penekanan atau pencetakan spesimen, kemudian
beberapa spesimen dilakukan pemanasan sebagai perbandingan antara spesimen
dengan perlakuan sintering dan tanpa sintering, selanjutnya proses pengujian
spesimen.
Penambahan fraksi volume serbuk arang kayu glugu akan meningkatkan
kekerasan kampas rem. Nilai kekerasan tertinggi adalah 62 BHN. Nilai ini dicapai dengan variasi fraksi volume 60% arang dengan perlakuan tanpa sintering.
Sedangkan nilai kekerasan terendah adalah 35 BHN yang terjadi pada variasi fraksi
volume 40% arang dengan perlakuan sintering. Sedangkan pada laju keausan kampas
rem nilai yang terendah dicapai pada variasi fraksi volume 50% arang dengan perlakuan tanpa sintering sebesar 5,5x10-6 gram/detik mm2 dan nilai keausan tertinggi adalah 9,4x10-6 gram/detik mm2 yang terjadi pada variasi fraksi volume 60% arang
dengan perlakuan sintering. Penambahan fraksi volume serbuk arang juga dapat
meningkatkan nilai koefisien gesek. Nilai koefisien gesek tertinggi adalah 1,79
dicapai pada variasi fraksi volume 60% arang dengan perlakuan tanpa sintering.
Sedangkan nilai koefisien gesek terendah adalah 0,057 terjadi pada variasi fraksi
volume 40% arang dengan perlakuan sintering. Dari hasil pengamatan struktur mikro.
Campuran komposisi partikel yang terbaik adalah pada fraksi volume 50% serbuk
arang kayu glugu dengan perlakuan tanpa sintering. Pada gambar struktur mikronya
campuran komposisi antara serbuk arang, serbuk Al dan epoksi terlihat merata.
Sedangkan struktur mikro kampas rem yang kurang baik terjadi pada fraksi volume
40% serbuk arang dengan perlakuan sintering. Pada struktur mikronya terlihat adanya
gumpalan warna putih yang menunjukkan serbuk Al tidak tersebar merata. Hal ini
disebabkan serbuk Al yang meleleh pada saat proses sintering.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4097]