PERAN STAKEHOLDER DAN INSENTIF JAMINAN PENDAPATAN PETANI DALAM PENERAPAN SUGARCANE GOOD FARMING PRACTICES (GFPs)
Abstract
Permasalahan industri berbasis tebu di tingkat hulu adalah penyediaan bahan baku tebu bagi pabrik
gula. Kebijakan insentif kepada petani tebu diperlukan untuk kontinuitas bahan baku tebu bagi industri
gula. Artikel ini memaparkan permasalahan yang dihadapi pengambil keputusan terkait kebijakan
insentif dan memberikan solusi pada kondisi informasi tidak sempurna terhadap pilihan kebijakan dan
keterbatasan sumberdaya. Tujuan artikel adalah (1) identifikasi jenis insentif dan dampak terhadap
sugarcane GFPs (2) analisis peran stakeholder dan problem penerapan insentif sugarcane GFPs dan
(3) analisis solusi peningkatan produktivitas tebu melalui insentif sugarcane GFPs. Kerangka pikir
penelitian menggunakan fenomena kebijakan insentif ekonomi jaminan pendapatan petani tebu setara
rendemen 8,5% dan penetapan harga dasar gula serta pembelian gula oleh BUMN Gula. Analisis
data menggunakan kerangka teori principal agent dan discrete strategic game. Hasil analisis
menunjukkan bahwa insentif ekonomi memiliki pengaruh yang lebih kuat dalam supply chain tebu dan
industri gula nasional daripada insnetif kelembagaan dan insentif sosial. Peran BUMN gula adalah
melakukan monitoring untuk mengatasi masalah moral hazard, free rider dan adverse selection dalam
insentif ekonomi (jaminan pendapatan petani) untuk penerapan GFPs tebu. Strategi dominan yang
merupakan nash equilibrium adalah desentralisasi proses top down. Pihak principal (BUMN Gula)
menjalankan kebijakan pemberian jaminan pendapatan dengan regulasi dan monitoring untuk
menghindari problem agency (moral hazard, adverse selection dan collective rent seeking).
Penyusunan regulasi yang bersifat wajib menjadi strategi dominan BUMN Gula pada kondisi informasi
tidak sempurna dari pihak agent/petani. Aturan legal yang mengikat dipandang sebagai opsi keluar
(exit option) yang optimal.
Collections
- LSP-Conference Proceeding [1874]