Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Daun Alpukat (Persea americana Mill.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysenteriae dan Salmonella typhi Serta Pemanfaatannya Sebagai Leaflet
Abstract
Penyakit infeksi merupakan penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat
Indonesia sejak dulu, salah satunya adalah infeksi usus (diare). Bakteri Shigella
dysenteriae merupakan bakteri yang seringkali mencemari bahan pangan dan
menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan. Bakteri yang sering menginfeksi
pencernaan manusia selain Shigella dysenteriae, salah satunya yaitu bakteri
Salmonella typhi. Bakteri Salmonella typhi merupakan bakteri patogen penyebab
demam tifoid. Gejala yang muncul dari adanya Salmonella typhi yang menginfeksi
usus antara lain sakit perut yang mendadak setelah 4-48 jam sesudah memakan
makanan yang terkontaminasi, demam, diare dan nafsu makan berkurang.
Di era modern ini masyarakat memiliki kecenderungan untuk mengonsumsi
antibiotik sintetik. Konsumsi antibiotik sintetik dalam jumlah besar dapat
menyebabkan bakteri penyebab penyakit menjadi resistensi sehingga pengobatan
terhadap penyakit tersebut akan semakin sulit dilakukan. Salah satu tanaman yang
mengandung zat antibakteri adalah tumbuhan alpukat, bagian daunnya. Daun alpukat
diketahui memiliki kandungan senyawa aktif seperti alkaloid, saponin, flavonoid dan
tanin. Daun alpukat memiliki kandungan flavonoid seperti quercetin yang mampu
menghambat pertumbuhan bakteri.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui konsentrasi Hambat Minimal ektrak
daun Alpukat (Persea americana Mill.) terhadap pertumbuhan bakteri Shigella
dysenteriae dan Salmonella typhi, menganalisis perbedaan daya hambat ekstrak daun
alpukat Alpukat (Persea americana Mill.) terhadap pertumbuhan bakteri Shigella
dysenteriae dan Salmonella typhi serta menganalisis kelayakan leaflet sebagai bacaan
masyarakat yang dibuat berdasarkan penelitian daya hambat daun alpukat (Persea
ix
americana Mill.) terhadap pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae dan Salmonella
typhi.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratories dengan 3 kali
pengulangan. Kontrol positif yang digunakan yaitu kloramfenikol 0,1% dan kontrol
negatif yaitu aquades steril. Serial konsentrasi yang digunakan pada uji daya hambat
yaitu 0,1%, 0,5%, 1%, 1,5% dan 2%. Serial konsentrasi yang digunakan untuk
mencari daya hambat minimal yaitu 0,1%, 0,2%, 0,3%, 0,4% dan 0,5%. Analisis daya
yang digunakan yaitu uji statistik Independent-Sampel T test.
Berdasarkan hasil uji statistik Independent-Sample T test dapat diketahui
bahwa terdapat perbedaan rereta diameter zona hambat pada bakteri Shigella
dysenteriae dan Salmonella typhi. Pada Uji Independent-Sample T test didapatkan
hasil signifikan yaitu 0,882 (P>0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan diameter zona hambat pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae dan
Salmonella typhi yang telah diberi ekstrak daun Alpukat tidak signifikan. Hal tersebut
dikarenakan rerata diameter zona hambat pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae
dan Salmonella typhi yang telah diberi ekstrak daun Alpukat (Persea americana
Mill.) memiliki perbedaan yang tidak terlalu jauh sehingga perbedaan tersebut
dinyatakan tidak signifikan. Konsentrasi Hambat minimal ekstrak daun Alpukat
(Persea americana Mill.) terhadap pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae terletak
pada konsentrasi 0,5% sebesar 0,89 mm. Konsentrasi Hambat Minimal ekstrak daun
Alpukat (Persea americana Mill.) terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella typhi
terletak pada konsentrasi 0,4% sebesar 0,87 mm.
Setelah dilakukan uji validasi oleh 2 validator yaitu ahli materi dan ahli media
diperoleh hasil bahwa leaflet yang dibuat berdasarkan penelitian daya hambat ekstrak
etanol daun Alpukat (Persea americana Mill.) terhadap pertumbuhan bakteri Shigella
dysenteriae dan Salmonella typhi dengan judul “Daun Alpukat Menghambat Bakteri
Shigella dysenteriae dan Salmonella typhi” layak dijadikan sebagai bahan bacaan
masyarakat dengan nilai validasi sebesar 77,27 %.