PEMANFAATAN MODAL SOSIAL DALAM PEMBERDAYAAN DAN PENGORGANISASIAN KELOMPOK DISABILITAS (STUDI DESKRIPTIF PADA KOMUNITAS TARI JANGER KOLOK DI DESA BENGKALA KECAMATAN KUBUTAMBAHAN KABUPATEN BULELENG PROPINSI BALI)
Abstract
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pemanfaatan modal sosial yang ada
dalam proses pemberdayaan dan pengorganisasian warga kolok di komunitas tari
janger kolok Bengkala. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Lokasi
penelitian berada di Desa Bengkala Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng.
Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive untuk
informan pokok yang berjumlah 5 orang dan teknik snowball untuk informan
tambahan yang berjumlah 7 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara
semi-terstruktur (semi-structured), observasi, dokumentasi, dan audio-visual. Setelah
data terkumpul kemudian dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan. Pengujian
keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber. Data
yang dikumpulkan terkait pemanfaatan modal sosial dalam pemberdayaan dan
pengorganisasian warga kolok dalam komunitas tari janger kolok Bengkala
selanjutnya dipaparkan secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pemanfaatan modal sosial dilakukan
dilakukan sejak tahap awal pemberdayaan yakni: tahap perencanaan dan persiapan,
tahap assessment, tahap pengorganisasian, dan tahap implementasi. Bentuk
pemberdayaan tersebut berupa komunitas tari janger kolok Bengkala yang sekaligus
wadah pelestarian tari janger kolok Bengkala. Komunitas tari janger kolok telah
menjadi ikon dan kebanggan warga Desa Bengkala. Identitas sesama kolok
mempermudah adanya kerjasama antar kolok dalam komunitas. Keberadaan identitas
ini merujuk pada adanya sikap saling terbuka, jujur, saling mendukung, dan saling
membantu sesama kolok. Kepercayaan antara warga kolok dengan warga bukan kolok
dalam komunitas didasarkan pada adanya nilai pawongan dalam ajaran trihita karana
yakni bagian dari ajaran agama Hindu yang mengajarkan kehidupan yang harmonis
sesama manusia sebagai ketaatan pada Tuhan. Kepercayaan antara kolok dengan
kolok membentuk adanya bonding yang kuat yang dimanfaatkan sebagai penguat
kekompakan kolok dalam komunitas. Kuatnya jaringan antara kolok dengan bukan
kolok dalam komunitas tari janger kolok menunjukkan adanya bridging yang
dimanfaatkan untuk mengikat dan mendorong partisipasi antar individu dalam
komunitas. Unsur-unsur modal sosial tersebut dimanfaatkan dalam tahapan
pemberdayaan dan pengorganisasian warga kolok dalam komunitas tari janger kolok
Bengkala.