Etnobotani Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Madura di Daerah Ijen Bondowoso dan Pemanfaatannya Sebagai Buku Ilmiah Populer
Abstract
Indonesia menjadi salah satu pusat keanekaragaman hayati dunia dan
dikenal sebagai negara megabiodiversity (Triyono, 2013). Keanekaragaman hayati
yang ada di Indonesia mencapai 10 persen dari total kekayaan yang ada di dunia
(LIPI, 2014). Berbagai jenis tumbuhan dapat tumbuh dengan subur di negara ini.
Keanekaragaman tumbuhan tersebut membuat Indonesia memiliki beragam
kebudayaan yang memanfaatkan tumbuhan sesuai dengan konsep budaya
masyarakat. Menurut Rifai (2000), kelompok etnik tradisional di Indonesia
mempunyai ciri-ciri dan jati diri budaya yang sudah jelas terdefinisi, sehingga
diduga kemungkinan besar persepsi dan konsepsi masyarakat terhadap sumberdaya
nabati di lingkungannya berbeda, termasuk dalam pemanfaatan tumbuhan sebagai
obat tradisional. Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan pengobatan
modern, tradisi pengobatan tradisional mulai menurun (Shanthi, 2014). Salah satu
kelompok etnis yang masih mempertahankan dan memiliki hubungan yang erat
dengan tumbuhan obat adalah kelompok etnis Madura (Zaman, 2013).
Masyarakat madura yang tinggal di pulau Madura maupun di luar Madura
masih kental dalam menjaga tradisi. Salah satu masyarakat madura yang masih
menjaga tradisi dalam memanfaatkan tumbuhan sebagai obat tradisional adalah
masyarakat di kawasan wisata Ijen Bondowoso. Kawasan wisata Ijen Bondowoso
memiliki keanekaragaman yang cukup melimpah (Balai Besar KSDA Jawa Timur,
2014). Keanekaragaman hayati yang ada di kawasan wisata Ijen Bondowoso sering
digunakan oleh masyarakat untuk berbagai macam kebutuhan. Salah satu
pemanfaatan sumber daya alam yang ada di daerah Ijen Bondowoso digunakan
sebagai obat tradisional. Tidak ada sumber yang dapat memberikan pengetahuan
ix
tentang tumbuhan obat yang digunakan oleh masyarakat Madura di derah Ijen
Bondowoso, sehingga perlu adanya suatu kajian ilmiah tentang tumbuhan obat yang
digunakan oleh masyarakat Madura di daerah Ijen Bondowoso agar pengetahuan
tentang tumbuhan obat tersebut dapat dilestarikan. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui berbagai macam tumbuhan yang digunakan sebagai obat
tradisional, mengetahui bagian tumbuhan yang digunakan, mengetahui cara
memanfaatkan / mengolah tumbuhan sebagai obat tradisional, serta untuk
menghasilkan buku ilmiah populer.
Penelitian ini dilakukan di daerah Ijen Bondowoso dengan mengambil tiga
sampel yaitu Desa Kaligedang, Desa Kalianyar, dan Desa Kalisat dengan informan
sebanyak 30 orang. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dan
metode penelitian kuantitatif. Teknik sampling yang digunakan yaitu Purposive
Sampling dan Snowball Sampling dengan teknik pengumpulan data melalui
wawancara semi-structured menggunakan tipe pertanyaan open-ended. Analisis
data dengan analaisis Use Value. Data dengan nilai Use Value tertinggi dilakukan
studi literatur dengan pendekatan fitokimia dan kemotaksonomi.
Terdapat 92 jenis tumbuhan yang terbagi atas 44 famili yang dimanfaatkan
sebagai obat tradisional oleh masyarakat Madura di daerah Ijen Bondowoso.
Berdasarkan hasil analisis ICF dan UV, tumbuhan yang mempunyai nilai Use Value
tertinggi dengan nilai Informant Concencus Factor yang tinggi adalah kunyit
(Curcuma domestica Val.) sedangkan tumbuhan yang memiliki nilai UV terendah
adalah buni (Antidesma bunius L.), jeringau (Acorus calamus L.), kapas (Gossypium
arboreum L), kastuba (Euphorbia pulcherrima Willd. ex Klotzs) , pisang susu
(Musa Paradisiaca L.), dan serai (Cymbopogan citratus (DC.) Stapf). Masyarakat
Madura di daerah Ijen Bondowoso memperoleh tumbuhan obat dengan cara
budidaya, mengambil tumbuhan liar, dan membeli. Sebagian besar cara
memperoleh tumbuhan obat adalah dengan budidaya. Secara umum bagian
tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat Madura di daerah Ijen Bondowoso
untuk obat tradisional adalah daun, akar, batang, kulit batang, tunas muda, buah,
x
kulit buah, biji, umbi, rimpang, dan bunga.. Tumbuhan obat tersebut diolah dengan
berbagai cara yaitu direbus, diremas-remas, diparut, diiris, digulung, ditumbuk,
diperas, digoreng, dikupas, dibakar, dijemur, disangrai, dikukus, dan diambil
getahnya.
Hasil penelitian dalam penelitian ini, digunakan untuk penyusunan buku
ilmiah populer yang di validasi oleh 3 orang validator. Berdasarkan hasil uji validasi
karya ilmiah populer, dapat diketahui bahwa skor validasi yang diperoleh dari ahli
materi sebesar 43 dengan skor maksimum 56 dan persentase penilaian validasi
sebesar 77 %, dengan kriteria layak. Skor validasi yang diperoleh dari ahli media
sebesar 70 dengan skor maksimum 88 dan persentase penilaian 80 % dengan
kriteria sangat layak. Skor yang diperoleh dari masyarakat sebagai target pembaca
adalah 84 dengan skor maksimum 88 dan persentase 95 % dengan kriteria sangat
layak. Oleh sebab itu, karya ilmiah populer yang disusun sangat layak untuk
disajikan, namun perlu adanya perbaikan berdasarkan komentar umum dan saran
yang diberikan oleh para validator.