PENENTUAN KAPASITAS ADSORPSI SELULOSA TERHADAP RHODAMIN B DALAM SISTEM DINAMIS
Abstract
Rhodamin B merupakan zat warna sintetis berbentuk serbuk kristal, tidak
berbau, berwarna merah keunguan dan dalam bentuk larutan berwarna merah
terang dan berflourosensi. Senyawa Rhodamin B merupakan salah satu zat warna
yang banyak digunakan dalam industry tekstil. Penanganan limbah Rhodamin B
dapat dilakukan dengan menggunakan teknik adsorbsi. Salah satu zat yang dapat
digunakan untuk adsorbsi Rhodamin B adalah selulosa. Selulosa merupakan
senyawa polimer dengan monomer 1,4 yang mempunyai karakter hidrofilik serta
mempunyai gugus alkohol primer dan sekunder yang keduanya mampu
mengadakan reaksi dengan zat warna reaktif. Proses adsorbsi Rhodamin B
menggunakan kolom gelas dengan diameter 0,8 cm dan menggunakan laju alir
0,08 mL/menit. Teknik adsorbsi Rhodamin B dapat dilakukan dengan metode
dinamis. Metode dinamis memiliki keuntungan salah satunya ialah dapat
digunakan pada industri skala besar sehinggalebih efektif jika diaplikasikan pada
proses industri. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kapasitas adsorbsi
selulosa terhadap Rhodamin B dengan variasi massa adsorben dan variasi pH
larutan influen. Penentuan kapasitas adsorbsi dilakukan dengan cara mengalirkan
terus menerus larutan influen kedalam kolom yang berisi adsorben selulosa.
Metode yang digunakan dalam penelitian menggunakan prinsip down flow fixed
bed colomn, dimana down flow merupakan model aliran dari arah atas ke bagian
bawah kolom. Larutan influen dan adsorben selulosa akan berinteraksi hidrogen
dimana gugus yang lebih positif pada Rhodamin B akan mengadakan interaksi
dengan gugus yang lebih negatif (gugus OH) pada selulosa. Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa optimasi variasi massa adsorben dengan kapasitas adsorbsi
tertinggi adalah massa 0,3 g dengan kapasitas adsorpsi 5,94 mg/g. Optimasi
variasi pH larutan influen dengan kapasitas adsorbsi tertinggi diperoleh saat pH 7
dengan kapasitas adsorpsi 6,13 mg/g. Keadaan influen atau analit yang terikat di
dalam kolom digambarkan melalui kurva breakthrough. Kurva breakthrough
menggambarkan keadaan break point yaitu keadaan analit yang terikat pada
adsorben sebesar 5% hingga analit yang terikat pada adsorben mendekati jenuh
sebesar 95% atau disebut titik exhaustion point. Berdasarkan gambaran grafik
kurva tersebut didapatkan bahwa kurva breakthrough yang ideal pada massa
adsorben 0,3 g dan pH larutan influen 7. Hasil pengukuran kapasitas adsorbsi
menggunakan persamaan Thomas menunjukkan bahwa kapasitas adsorbsi untuk
massa adsorben 0,3 g dan pH influen 7 sebesar 5,72 mg/g adsorben. Penelitian ini
perlu dilakukan penyempurnaan dengan menambah variasi diameter kolom kerja
dan mengkombinasikan adsorben selulosa dengan adsorben lain agar memperoleh
kapasitas adsorbsi yang lebih baik.