PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ALPUKAT (Persea americana Mill.) TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN LUKA GORES MENCIT (Mus musculus L.) JANTAN BALB-C DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI LEAFLET SUMBER BELAJAR MASYARAKAT
Abstract
Luka merupakan proses rusaknya komponen jaringan atau hilangnya sebagian
komponen dari jaringan tubuh, sehingga terdapat substansi jaringan yang rusak atau
hilang. Sesaat setelah terjadinya luka, sel neutrofil akan bermigrasi ke daerah luka dan
selanjutnya akan memfagosit mikroorganisme yang berada di daerah tersebut, karena
sel neutrofil mempunyai kemampuan untuk memfagositosis benda-benda asing seperti
bakteri. Diketahui bahwa senyawa flavonoid dan saponin yang terdapat di dalam
ekstrak daun alpukat dapat membantu proses penyembuhan luka. Flavonoid bertindak
sebagai antiinflamasi dan antimikroorganisme, sedangkan saponin bertindak sebagai
pemacu produksi kolagen dan antimikroorganisme. Pengetahuan tentang potensi
ekstrak daun alpukat yang dapat membantu proses penyembuhan luka perlu untuk
diketahui oleh masyarakat sehingga hasil dari penelitian ini dibuat karya dalam bentuk
leaflet sebagai sumber belajar masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah
menganalisis pengaruh ekstrak daun alpukat terhadap proses penyembuhan luka gores
mencit jantan, mengetahui konsentrasi pemberian ekstrak daun alpukat yang
berpengaruh paling maksimal dalam proses penyembuhan luka gores mencit jantan,
mengetahui apakah leaflet yang berisi tentang hasil penelitian pengaruh pemberian
ekstrak daun terhadap proses penyembuhan luka gores mencit jantan layak digunakan
sebagai sumber belajar masyarakat umum.
Jenis penelitian ini ada 2 macam, yaitu penelitian eksperimental laboratoris dan
uji kelayakan produk leaflet. Penelitian eksperimental laboratoris untuk mengetahui
pengaruh ekstrak daun alpukat dalam menurunkan neutrofil dan luas luka
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), sedangkan penelitian uji kelayakan
leaflet dilakukan untuk menguji kelayakan leaflet sebagai sumber belajar masyarakat
umum. Penelitian dilakukan pada bulan Februari hingga Juni 2016. Mencit yang
digunakan dalam penelitian ini adalah mencit jantan (Mus musculus L.) Balb-C yang
berumur 2-3 bulan dengan berat 20-25 gram. Terdapat 5 pengulangan dan 5 kelompok
perlakuan, yaitu kontrol positif (Amoxicillin 1,3 mg/20g BB), kontrol negatif (CMC Na
1%), Perlakuan I (ekstrak daun alpukat 14 mg/20g BB), Perlakuan II (ekstrak daun
alpukat 28 mg/20g BB), perlakuan III (ekstrak daun alpukat 42 mg/20g BB).
Pengambilan sampel darah untuk dihitung jumlah neutrofil dan pengukuran luas luka
dilakukan pada 12, 24, 26, 48, 60, dan 72 jam setelah perlukaan. Pengambilan darah
dilakukan melalui pemotongan ekor mencit yang dibuat preparat apusan, selanjutnya
dilakukan pewarnaan menggunakan cat giemsa. Perhitungan jumlah neutrofil
dilakukan setiap 100 leukosit menggunakan mikroskop binokuler. Analisis data yang
digunakan untuk penelitian eksperimental laboratoris adalah Uji Anova satu arah yang
dilanjutkan dengan Uji Duncan, sedangkan untuk uji kelayakan leaflet menggunakan
instrumen validasi leaflet.
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata penurunan jumlah sel neutrofil per 100
leukosit berturut-turut dari tertinggi hingga terendah adalah perlakuan 3 penurunan
sebesar 21,8±14,9, perlakuan 2 penurunan sebesar 18,6±3,4, kontrol positif sebesar
13,4±6,2, perlakuan 1 sebesar 8,8±,8,5 dan kontrol negatif sebesar 7,4±10,5.
Selanjutnya dilakukan Uji Anova satu arah dengan taraf kepercayaan 95% dan nilai p
yang didapatkan sebesar 0,118 (p>0,05) sehingga tidak terdapat perbedaan pengaruh
antar kelompok perlakuan, maka tidak dapat dilanjutkan Uji Duncan. Hasil penelitian
untuk pengukuran luas luka menunjukkan rata-rata penurunan luas luka dalam mm2
berturut-turut dari tertinggi hingga terendah adalah kontrol positif sebesar 12,476±2,8,
perlakuan 3 sebesar 11,24±1,1, perlakuan 2 sebesar 7,324±1,9, perlakuan 1 sebesar
6,872±1,1, dan kontrol negatif sebesar 5,385±1,6. Selanjutnya dilakukan Uji Anova
satu arah dengan taraf kepercayaan 95% dan nilai p yang didapatkan sebesar 0,000
(p<0,05) sehingga terdapat perbedaan pengaruh antar kelompok perlakuan.
Selanjutnya dilakukan Uji Duncan dengan taraf kepercayaan 5%, yang menunjukkan
beda nyata antara K(-) dengan P3 dan K(+). Hasil validasi leaflet yang telah dilakukan,
x
didapatkan rerata persentase kelayakan leaflet sebesar 87,5%, sehingga leaflet sangat
layak digunakan sebagai sumber belajar masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa pemberian ekstrak daun alpukat (Persea americana Mill.) selama 3 hari
berpengaruh terhadap proses penyembuhan radang luka gores, yaitu mampu
menurunkan jumlah neutrofil per 100 leukosit sebesar 21,8±14,9 dan menurunkan luas
luka dalam mm2 sebesar 11,24±1,1, konsentrasi dosis pemberian ekstrak daun alpukat
(Persea americana Mill.) yang berpengaruh paling maksimal dalam proses
penyembuhan radang luka gores mencit (Mus musculus L.) jantan Balb-C adalah dosis
III, yaitu 42 mg/20g BB, leaflet yang berisi tentang hasil penelitian pengaruh
pemberian ekstrak daun alpukat (Persea americana Mill.) terhadap proses
penyembuhan radang luka gores mencit (Mus musculus L.) jantan Balb-C sangat layak
digunakan sebagai sumber belajar masyarakat umum.