PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS KEARIFAN LOKAL DAERAH PESISIR PUGER PADA POKOK BAHASAN SISTEM TRANSPORTASI DI SMP
Abstract
pembelajaran IPA siswa diharapkan dapat menguasai sains secara
konseptual dan mengenal fenomena alam secara ilmiah. Dengan demikian melalui
pembelajaran IPA siswa dapat mengaplikasikan konsep sains serta menjelaskan
secara ilmiah fenomena alam yang ada di lingkungannya. Salah satu contohnya yaitu
daerah pesisir Puger dimana dengan kearifan lokal yang ada seharusnya siswa dapat
memahami kearifan lokal tersebut secara ilmiah, sehingga kesadaran untuk menjaga
dan melestarikan lingkungannya juga akan tumbuh seiring dengan materi IPA yang
diterimanya. Permasalahan yang terjadi saat ini yaitu kurangnya kesadaran
masyarakat tentang pentingnya melestarikan kearifan lokal yang ada disekitarnya,
sehingga masyarakat sekitar perlu mengenal daerahnya sejak dini agar tumbuh
kesadaran untuk menjaga dan melestarikan kearifan lokal di daerahnya. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengembangkan bahan ajar berupa modul yang
terintegrasi dengan kearifan lokal daerah pesisir Puger pada mata pelajaran IPA di
SMP. Dengan demikian dari hasil pengembangan tersebut akan diperoleh validitas
modul, hasil belajar siswa, sikap peduli lingkungan dan respon siswa
Jenis penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan desain
penelitian model 4-D. Penelitian dilaksanakan di SMPN 2 Puger pada semester genap
tahun ajaran 2015/2016. Penentuan sampel penelitian menggunakan teknik purposive
sampling melalui analisis siswa. Pertimbangan ini dilakukan pada tahap analisis
siswa pada fase pendefinisian dalam model pengembangan bahan ajar model 4-D.
Selanjutnya data validitas diperoleh dari hasil lembar validasi yang diisi oleh
validator, kemudian data hasil belajar, sikap peduli lingkungan dan respon siswa
diperoleh selama dan setelah pembelajaran.
Berdasarkan hasil validasi kajian instruksional diperoleh skor 4,23 dan pada
kajian teknis diperoleh skor sebesar 4,12, sehingga modul yang dikembangkan
memiliki kriteria valid secara instruksional dan teknis. Melalui uji pengembangan
hasil belajar siswa akumulatif yang didapatkan yaitu 35 dari 36 siswa telah memenuhi
KKM individu dan memenuhi KKM classical dengan persentase ketuntasan 97,2%.
Hasil tersebut tidak lepas dari modul yang digunakan dalam pembelajaran yang mana
mengubah lingkungan belajar yang memungkinkan guru dan siswa berpartisipasi
aktif berdasarkan kearifan lokal yang sudah mereka kenal, sehingga diperolah hasil
belajar yang optimal. Pada sikap peduli lingkungan siswa sebelum dan sesudah
pembelajaran secara rata-rata mengalami peningkatan dari kategori kurang menjadi
baik. Hal ini dikarenakan selama pembelajaran menyajikan materi yang terintegrasi
dengan kearifan lokal di sekitar siswa sehingga siswa menjadi lebih mengerti manfaat
dari kearifan lokal di daerahnya. Selanjutnya respon siswa didapatkan respon yang
positif pada setiap indikator yang dimunculkan. Hal tersebut dikarenakan modul yang
terintegrasi dengan kearifan lokal sekitar siswa lebih memberikan kesan yang
kontekstual dalam pembelajaran sehingga siswa mudah memahami materi yang
dipelajari.
Berdasarkan hasil dari analisis data yang diperoleh, maka kesimpulan yang
dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1) modul IPA berbasis kearifan lokal daerah
pesisir Puger pada pokok bahasan sistem transportasi di SMP yang dikembangkan
valid secara instruksional dan teknis, 2) hasil belajar siswa tuntas secara classical, 3)
sikap peduli lingkungan siswa mengalami peningkatan secara rata-rata dari kategori
kurang menjadi baik setelah pembelajaran menggunakan modul berbasis kearifan
lokal yang dikembangkan dan 4) respon siswa terhadap modul berbasis kearifan lokal
yang dikembangkan positif untuk semua aspek yang dimunculkan.