PEMETAAN PENYAKIT LANAS (Phytophthora nicotianae var. nicotianae) PADA TANAMAN TEMBAKAU DI ENAM KABUPATEN DI PROVINSI JAWA TIMUR
Abstract
lanas, Phytophthora nicotianae var. nicotianae merupakan salah
satu jenis penyakit yang disebabkan oleh jamur pada tanaman tembakau.
Keberadaan inokulum pada suatu lahan akan menjadi ancaman bagi setiap
penanaman tembakau. Hal ini dikarenakan inokulum P. nicotianae mampu
bertahan dalam tanah hingga lima tahun dan aktif menginfeksi serta bereproduksi
saat tersedia tanaman inang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sebaran
dan keparahan penyakit (KP) lanas di duabelas lokasi pengamatan di enam
kabupaten di provinsi Jawa Timur.
Penelitian ini dilaksanakan di duabelas lahan yang masing – masing
berada di Desa Sumberanyar dan Randu Merak, Kec. Paiton, Kabupaten
Probolinggo; Desa Besuk, Kec. Tempeh dan Desa Karangbendo, Kec. Tekung,
Kabupaten Lumajang; Desa Tutul, Kec. Ambulu dan Desa Karangsono, Kec.
Wuluhan, Kabupaten Jember; Desa Selomukti, Kec. Mlandingan dan Desa
Demung, Kec. Besuki, Kabupaten Situbondo; Desa Patemon dan Mangli Timur,
Kec. Pujer, Kabupaten Bondowoso; Desa Pakistaji, Kec. Kabat dan Desa
Karangbendo, Kec. Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi. Sampel tanaman
tembakau diambil secara acak pada petak sampel yang ditentukan secara diagonal.
Pengamatan dilakukan 5 kali dengan interval 7 hari. Keparahan penyakit/KP
berdasarkan skala: 0 = tidak ada gejala yang tampak; 1 = daun layu, luas bagian
daun terserang 1-25 %; 2 = luas bagian daun terserang 26-50 %; 3 = luas bagian
daun terserang 51-75 %; 4 = luas bagian daun terserang 76-100 %. Kemudian
dihitung KP = Ʃ ((ni x vi)/ Vx N) x 100%.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa penyakit lanas tersebar
di sembilan lokasi pengamatan. Serangan penyakit lanas saat tanaman tembakau
masih muda (berdaun 5 – 7) dapat mematikan tanaman dalam waktu ± 1 minggu.
Serangan pada tanaman tembakau umur ≥ 40 hari setelah tanam, perkembangan
gejala cukup beragam tergantung sifat ketahanan tanaman tembakau yang
dibudidayakan. Pada varietas tahan, gejala penyakit lanas terbatas pada kelayuan
tanaman tembakau. Sedangkan pada varietas rentan, gejala berkembang secara
perlahan hingga mengakibatkan kematian tanaman tembakau. Varietas yang
tergolong tahan adalah Deli Sutra (Na-Oogst) yang ditanam pada lahan di Desa
Tutul dan Desa Karangsono (Jember) dan Somporis 1 (Voor-Oogst) yang ditanam
pada lahan di Desa Sumberanyar dan Desa Randu Merak (Probolinggo).
Sedangkan varietas yang rentan adalah Curah Nongko (Voor-Oogst) yang ditanam
pada lahan di Desa Mangli Timur (Bondowoso) dan Desa Karangbendo
(Banyuwangi), Sompor (Voor-Oogst) yang ditanam pada lahan di Desa Selomukti
dan Desa Demung (Situbondo), Beringin (Voor-Oogst) yang ditanam pada lahan
di Desa Patemon (Bondowoso), Pakis Taji (Voor-Oogst) yang ditanam pada lahan
di Desa Pakistaji (Banyuwangi), White Burley (Voor-Oogst) yang ditanam pada
lahan di Desa Besuk dan Desa Karangbendo (Lumajang).
Serangan penyakit lanas juga dipengaruhi oleh teknik budidaya yang
diterapkan. Di antaranya adalah penanaman tembakau yang dilakukan terus
menerus, pengairan menggunakan air dari lahan terserang penyakit lanas, jarak
tanam yang rapat, dan teknik pengendalian yang tidak tepat. Selain itu, terdapat
gulma yang diduga menjadi inang alternatif bagi P. nicotianae, yakni Ciplukan
(Physalis angulata) yang termasuk dalam famili Solanaceae.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]