ORIENTASI DAN PERILAKU SEKSUAL PADA KOMUNITAS GAY DI BANYUWANGI
Abstract
Homoseksual ialah relasi seks dengan jenis kelamin yang sama atau rasa tertarik dan mencintai jenis seks yang sama (Kartono, 247: 1989). Homoseksual sendiri terbagi menjadi dua, yaitu gay dan lesbian. Gay adalah sebutan untuk laki-laki yang tertarik secara fisik maupun seksual dengan lak-laki, sedangkan lesbian adalah sebutan untuk perempuan yang tertarik secara fisik maupun seksual dengan perempuan. Gay secara umum di Indonesia masih cenderung tertutup daripada gay yang ada di Amerika dan Negara-negara lainnya, karena Indonesia merupakan Negara yang mayoritas penduduknya adalah muslim.
Lingkungan keluarga dan lingkungan orang-orang terdekat sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang seseorang. Bahkan terlalu ketatnya peraturan yang diterapkan orang tua terhadap anak-anak mereka juga merupakan salah satu penyebab proses terbentuknya gay, orang tua terlalu membatasi anak bermain di luar bersama anak-anak seusianya, sehingga anak-anak tersebut mencari kebebasan dengan cara yang salah. Selain itu, menurut Kartono (248:1989) penjara dan asrama-asrama putra yang terpisah dengan kaum perempuan juga banyak menimbulkan peristiwa homoseksual.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui orientasi dan perilaku seksual pada laki-laki yang saat ini menjadi gay. Manfaat penelitian ini adalah Secara Teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan informasi bagi kajian Ilmu Sosiologi. Dimana nantinya sebagai bahan acuan atau referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya. Secara Praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengetahuan mengenai konstruksi pengetahuan pada komunitas gay. Serta hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan pemerintah dalam menanggulangi HIV/AIDS pada hubungan seksual gay.
8
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Lokasi penelitian ini berada di wilayah Banyuwangi. Dalam penentuan informan, peneliti menggunakan teknik snowball sampling, peneliti mendapatkan informan baru dari informan-informan sebelumnya yang tersebar di beberapa wilayah di Banyuwangi dan dengan kriteria minimal tiga tahun telah menjadi gay dan pernah menjalin hubungan dengan laki-laki. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Teori yang digunakan untuk menganilisis data ini, peneliti menggunakan teori kontruksi sosial seperti yang dijelaskan oleh Peter L Berger, tentang eksternalisasi kesadaran atau pengetahuan yang terkontruksi, objektivikasi pembentukan kontruksi, dan internalisasi perilaku terkontruksi.
Hasil konstruksi yang di alami oleh semua informan gay adalah, 1) Semua informan menyadari memiliki ketertarikan secara seksual dengan sesama jenis terjadi pada usia remaja. 2) Adanya realitas subjektif seorang gay. 3) Realitas objektif seorang gay dan 4) Perilaku seksual gay