HUBUNGAN ANTIBIOTIKA GOLONGAN BETALAKTAM MELALUI INFUS DENGAN KEJADIAN PLEBITIS
Abstract
Efek tindakan pemberian obat melaui infus adalah terjadi plebitis ditandai dengan
pembengkaan, kemerahan dan rasa nyeri sepanjang vena. Saat ini pemberian terapi intravena
(obat antibiotika) merupakan modalitas pengobatan utama, meskipun disinyalir kejadian
plebitis akibat pemberian obat antibiotika melalui infus semakin meningkat. Penelitian
bertujuan mengetahui hubungan pemberian obat antibiotika golongan betalaktam dengan
kejadian plebitis di ruang rawat inap Bapelkes Jombang. Desain penelitian menggunakan
cross sectional dengan populasi yaitu semua pasien yang memakai infus dan obat antibiotika
golongan betalaktam di ruang rawat inap Bapelkes Jombang. Tehnik sampling mengunakan
consecutive sampling dengan besar sampel 40 responden. Prosedur pengumpulan data,
setiap responden diobservasi selama tiga hari, pada hari pertama pemasangan infus
selanjutnya hari kedua dan ketiga diobservasi. Data dianalisis dengan uji korelasi Chi
square dengan tingkat nilai kemaknaan alfa <=0,05. Hasil penelitian bahwa pemberian
obat antibiotika golongan betalaktam melalui infus tidak memiliki hubungan dengan kejadian
plebitis, dengan nilai alfa = 0,087 (p >0,05). Alasan tidak terjadi plebitis karena kondisi
pasien seperti usia, penyakit yang diderita tidak parah, prosedur dengan menggunakan
teknik aseptik, serta tempat penusukan dilakukan immobilisasi. Setiap pemberian obat
antibiotika melalui infus tidak boleh mengabaikan faktor yang dapat menyebabkan plebitis
walaupun dari penelitian tidak ditemukan hubungan antara pemberian obat antibiotika
golongan betalaktam melalui infus dengan kejadian plebitis. Untuk mendapatkan hasil
yang lebih valid perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar
dan menggunakan tehnik random sampl ing untuk mendapatkan hasil yang dapat
digeneralisasikan.
Collections
- LSP-Jurnal Ilmiah Dosen [7301]