SENI TRADISI, INDUSTRI KREATIF, DAN LEKUK-LIKU PERJUANGANNYA
Abstract
Di Banyuwangi, seni tradisi dipertahankan dan dikembangkan oleh
masyarakat pendukungnya. Seni tradisi tersebut pada mulanya ada yang
berfungsi sebagai media dakwah (hadrah, kuntulan, kundaran, mocoan),
hiburan (janger, barong, praburoro, tari, angklung), dan perjuangan
(gandrung). Secara genetis, hadrah, kuntulan, dan kundaran menunjukkan
rangkaian perkembangan dari yang semula dominan dakwah menjadi dominan
hiburan, sedangkan mocoan pada mulanya dominan dahwah yang bersumber
dari Kitab Yusuf. Mocoan kini menjadi seni hiburan mulai dari tari, tembang,
dan lawak yang dikemas dalam sebuah cerita. Seni janger, barong, praburoro,
tari, dan angklung hingga saat ini masih bertahan sebagai seni hiburan yang
memiliki penggemar dan penanggap.
Aneka seni tradisi tersebut juga mengalami banyak perubahan mulai
dari struktur pertunjukan dan selingan-selingan yang menyertai. Sedangkan
seni tradisi gandrung secara genetis bermula dari seni perjuangan, terutama
menjalin relasi dan komunikasi antarpejuang yang tersebar di berbagai lokasi
persembunyian. Gandrung, saat ini bermetamorfosis menjadi seni pergaulan
dan hiburan. Struktur pertunjukan yang interaktif antara penari dengan
penonton memungkinkan terbangunnya relasi secara interpersonal.
Collections
- LSP-Conference Proceeding [1874]