PENERAPAN FASE-FASE PEMBELAJARAN VAN HIELE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN UNSUR-UNSUR BANGUN RUANG TABUNG DAN KERUCUT SISWA KELAS V SDN KEBONSARI 03 JEMBER
Abstract
Berdasarkan observasi di SDN Kebonsari 03 Jember, banyak siswa
mengalami kesulitan dalam mempelajari dan memahami konsep dasar geometri.
Siswa juga masih belum mengerti tentang unsur-unsur bangun ruang, ketika ditanya
mengenai unsur-unsur bangun ruang siswa bisa menyebutkan unsur-unsurnya tapi
belum bisa menunjukkan mana yang termasuk rusuk, sisi, maupun titik sudut. Guru
juga masih menggunakan metode pembelajaran yang kurang melibatkan siswa dalam
pembelajaran, seperti ceramah dan penugasan. Selain itu, dalam pembelajaran
mengenai unsur-unsur bangun ruang guru mengajarkannya dengan membaca materi
di buku saja sehingga siswa tahu bukan dari pemikirannya sendiri melainkan
membaca dari buku tanpa mengetahui asal-usulnya. Fase-fase pembelajaran van hiele
juga belum diterapkan dalam pembelajaran geometri khususnya unsur-unsur bangun
ruang, hal tersebut akan mempermudah siswa dalam memahami unsur-unsur bangun
ruang karena dalam pembelajaran siswa diajak untuk menemukan unsur-unsur
bangun ruang melalui fase pembelajaran.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini ada 3 yaitu: (1) bagaimanakah
penerapan fase-fase pembelajaran Van Hiele untuk meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar pada pokok bahasan unsur-unsur bangun ruang tabung dan kerucut siswa
kelas V SDN Kebonsari 03 Jember? (2) bagaimanakah peningkatan aktivitas belajar
siswa dengan menerapkan teori belajar Van Hiele pokok bahasan sifat-sifat segiempat
pada siswa kelas V SDN Kebonsari 03 Jember? (3) bagaimanakah peningkatan hasil
belajar siswa melalui penerapan fase-fase pembelajaran Van Hiele untuk
meningkatkan hasil belajar pokok bahasan unsur-unsur bangun ruang tabung dan
kerucut pada siswa kelas V SDN Kebonsari 03 Jember?
Penelitian dilaksanakan di SDN Kebonsari 03 Jember. Jenis penelitian yang
dilakukan adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Dalam penelitian ini
menggunakan 4 metode pengumpulan data yaitu observasi, tes, wawancara, dan
dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif dan
kuantitatif. Observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas belajar guru dan siswa
pada saat pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan dilaksanakan sejak tanggal 15
hingga 22 Februari 2016 yang terdiri atas 2 siklus dimana masing-masing siklus
terdiri dari 2 pertemuan. Setelah pelaksanaan siklus I dilakukan refleksi untuk
menentukan pelaksanaan siklus selanjutnya. Siklus selanjutnya dilaksanakan apabila
siswa belum memenuhi target pencapaian ketuntasan hasil belajar sebesar lebih dari
70% siswa mendapat nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan yaitu
70, apabila sudah memenuhi target pencapaian, tetap dilaksanakan siklus II sebagai
pemantapan keberhasilan terhadap siklus I.
Pembelajaran diawali dengan fase yang pertama yaitu fase Inquiri yaitu
melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai berbagai jenis benda di sekitar
sekolah yang berbentuk tabung, setelah itu guru menyebutkan tujuan pembelajaran
yang akan dilaksanakan adalah menjelaskan unsur-unsur bangun ruang tabung. Guru
menjelaskan secara singkat mengenai unsur-unsur bangun ruang. Fase yang kedua
adalah Orientasi terarah, pada fase ini guru meberikan contoh benda nyata seperti
kaleng bekas susu, kaleng bekas minuman, topi ulang tahun, pipa, contong es krim,
penghapus, dan buku. Setelah itu siswa diminta untuk mengelompokkan benda yang
berbentuk tabung beserta alasannya. Pada fase uraian guru melakukan metode tanya
jawab untuk menanyakan alasan siswa memilih benda yang berbentuk tabung.
Setelah itu guru guru membimbing siswa agar sampai pada jawaban bahwa
pengelompokan itu karena bentuknya sama, bukan karena besarnya, bukan karena
bagusnya, atau bukan karena warnanya.Untuk memperjelas pemahan siswa, guru
menerapkan fase Orientasi bebas, yaitu dengan meminta siswa untuk berkelompok
dan mengerjakan LKK yang berkaitan dengan bangun ruang tabung dengan memberi
siswa alat peraga benda nyata, yaitu kaleng bekas minuman pada masing-masing
kelompok. Kelompok yang awalnya ditentukan oleh guru berubah sesuai keinginan
siswa karena sudah disepakati pada awal pembelajaran, dengan syarat semua siswa
tidak gaduh selama pembelajaran dan bisa menerima anggota kelompoknya. Saat
siswa berkelompok guru berkeliling membantu siswa yang kesulitan dalam ngerjakan
LKK. Fase ke lima yaitu Integrasi. Pada fase ini perwakilan kelompok diminta maju
ke depan kelas membacakan hasil diskusinya, siswa yang lain diminta tenang dan
memperhatikan. Perwakilan kelompok yang berani maju ke depan akan diberi
penghargaan oleh guru. Setelah seluruh perwakilan kelompok selsesai
mempresentasikan hasil diskusinya guru mengajak siswa menarik kesimpulan tentang
pelajaran hari itu. Guru memberikan penghargaan bagi siswa yang bisa
menyimpulkan pembelajaran hari itu.
Pembelajaran kedua sama seperti pembelajaran pertama yang membedakan
hanyalah materi yang diajarkan mengenai bangun ruang kerucut. Pada pembelajaran
pertama fase yang berjalan dengan baik ada pada fase inquiri, orientasi terarah dan
orientasi bebas dan untuk fase yang belum terlaksana dengan baik ada pada fase
uraian dan orientasi bebas. Selain itu siswa juga masih bingung untuk membedakan
sisi dan rusuk pada bangun ruang tabung dan kerucut. Untuk memperbaiki
pembelajaran pada siklus pertama maka dilakukan perbaikan pada pembelajaran
siklus II, pada siklus II pembelajaran dilakukan untuk memperbaiki fase uraian dan
integrasi.
Setelah dilakukan perbaikan pada siklus II hasil aktivitas dan hasil belajar siswa
mengalami peningkatan, persentase aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan
sebesar 12% dimana persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 66,6%
meningkat menjadi 78,6% pada siklus II. Skor rata-rata hasil belajar siswa siklus I ke
siklus II mengalami peningkatan sebesar 6,3 dari 82,3 pada siklus I menjadi 88,6
pada siklus II.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan Fase-fase
Pembelajaran Van Hiele pada pokok bahasan unsur-unsur bangun ruang tabung dan
kerucut untuk mengatasi kesulitan pada fase uraian dan integrasi guru sebaiknya
memberikan penghargaan pada siswa yang mau maju ke depan kelas untuk
presentasi. Sedangkan untuk mempermudah siswa dalam membedakan rusuk dan sisi
pada bangun ruang guru sebaiknya memberikan alat peraga untuk mempermudah
siswa dalam menentukan rusuk dan sisi.