INTERVENSI KEMANUSIAAN AMERIKA SERIKAT DI TIMUR TENGAH (Analisis Wacana Kritis Pidato Obama Di Sidang Umum PBB 24 September 2013)
Abstract
Timur Tengah merupakan kawasan potensial yang memiliki kekayaan sumberdaya alam minyak dan gas terbesar di dunia. Selain itu, kawasan ini juga memiliki jalur laut yaitu selat-selat strategis yang menghubungkan negara-negara di tiga benua sekaligus. Selat-selat di Timur Tengah menghubungkan Asia, Afrika dan Eropa sebagai jalaur perdagangan minyak. Keberadaan Terusan Suez juga sangat penting untuk perdagangan karena menghubungkan Laut Merah dan Laut Mediterania. Tanpa Terusan Suez seluruh pelayaran dari Eropa yang menuju Asia harus mengelilingi Afrika dengan jarak tempuh dua kali lebih jauh. Adanya hal-hal tersebut, menarik negara-negara adikuasa seperti AS untuk berusaha menguasai kawasan ini. Salah satunya adalah dengan intervensi kemanusiaan.
Untuk mengetahui adanya konsep hegemoni dibalik wacana intervensi kemanusiaan tersebut peneliti menggunakan pendekatan multidisipliner linguistik dan hubungan internasional. Penelitian ini menggunakan metode analisis wacana kritis Norman Fairclough dengan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Metode ini digunakan untuk menganalisis teks pidato Presiden Obama di Sidang Umum PBB 24 September 2013 tentang visi misi baru AS terhadap Timur Tengah yang berisi wacana intervensi kemanusiaan. Analisis wacana kritis Norman Fairclough ini memiliki tiga level atau tiga dimensi analisis. Pertama analisis teks, kedua discourse practice dan ketiga sosiocultural practice. Akan tetapi dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan dua dimensi saja yaitu analisis teks dan sosiokultural. Analisis teks Norman Fairclough dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis teks pidato Obama di Sidang Umum PBB tahun 2013 tersebut. Sementara itu, analisis sosiokultural di level berikutnya adalah untuk mengetahui dimensi sosial yang melatarbelakangi teks tersebut sekaligus memeriksa temuan pada analisis teks sehingga keabsahan kesimpulan dalam penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Presiden Obama sebagai representasi AS mencoba memperbesar pengaruhnya untuk menghegemoni Timur Tengah dengan cara terlibat dalam resolusi konflik di hampir semua negara di kawasan ini. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa AS tidak hanya berusaha melibatkan diri terus menerus dalam konflik Suriah dengan menggagas pengiriman pasukan bersenjata tetapi juga dalam konflik Israel-Palestina dengan membentuk perundingan-perundingan dan kesepakatan pro Israel. Pembacaan pidato ini oleh Presiden Obama di Sidang Umum PBB 24 September 2913 juga ditujukan untuk mendapatkan dukungan internasional sebesar-besarnya untuk intervensi atas nama kemanusiaan tersebut.