DAMPAK LALU LINTAS PEMBANGUNAN STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR KENDARAAN BERMOTOR (SPBKB) RANUYOSO LUMAJANG
Abstract
SPBKB (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Kendaraan Bermotor) merupakan
stasiun penyaluran BBM milik PT. AKR (Aneka Kimia Raya) sebagai tempat
pengisian bahan bakar untuk kendaraan bermotor. Pembangunan SPBKB tersebut
terletak di atas lahan seluas ± 4.526 m² yang berlokasi di jalan Raya Probolinggo-
Lumajang Desa Ranuyoso Kecamatan Ranuyoso Kabupaten Lumajang. SPBKB
dengan tipe CODO (Company Owned Dealer Operated) tersebut memiliki 2 unit
dispenser dengan 4 nossel berkapasitas 24 kl untuk bahan bakar AKRA 92 yang
setara dengan pertamax dan solar. Dampak yang muncul dengan adanya SPBKB
tersebut menyebabkan penambahan hambatan lalu lintas terhadap jaringan jalan
disekitarnya sehingga kelancaran arus lalu lintas akan berubah seiring akitivitas yang
ada di tempat tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja ruas jalan
dan simpang akibat adanya SPBKB Ranuyoso.
Metode yang dilakukan dengan cara analisis dan observasi. Untuk metode
observasi dilakukan dengan melakukan survei langsung di lapangan untuk
mendapatkan volume lalu lintas, bangkitan dan tarikan dari bangunan pembanding
dan juga inventarisasi jalan. Sedangkan metode analisis menggunakan Manual
Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) dan juga melakukan prediksi bangkitan akibat
pembangunan SPBKB Ranuyoso tersebut dengan menggunakan bangunan
pembanding yang memiliki karakteristik fungsi bangunan dan fasilitas hampir sama
dengan lokasi penelitian yaitu SPBU Malasan, Kedung Jajang, dan Randu Agung. Besar estimasi bangkitan akibat pembangunan SPBKB adalah 105
kendaraaan bermotor/jam (MC), 31 kendaraan ringan /jam (LV), dan 8 kendaran
berat/jam pada hari kerja, dan untuk hari libur 120 kendaraaan bermotor/jam (MC),
34 kendaraan ringan /jam (LV), dan 9 kendaraan berat/jam. Setelah diketahui
besarnya bangkitan maka dianalisis antrian kendaraan yang mengisi bahan bakar pada
SPBKB Ranuyoso. Hasil penelitian menunjukkan kinerja ruas jalan pada kondisi
eksisting (sebelum beroperasi) nilai derajat kejenuhan sebesar 0, 435 sehingga masuk
dalam kriteria LOS A, pada tahun 2016 setelah beroperasinya SPBKB nilai derajat
kejenuhan 0,444 sehingga masih masuk kriteria LOS A. Pada 5 tahun tanpa SPBKB
memiliki nilai LOS B dengan derajat kejenuhan 0,698 dan 5 tahun adanya SPBKB
nilai derajat kejenuhan 0,712 masuk kriteria LOS B. Kemudian kinerja Simpang
Klakah terbesar dari 3 skenario adalah dengan nilai tundaan 12,21 detik per
kendaraan masuk dalam criteria LOS B. 5 tahun setelah SPBKB beroperasi kinerja
simpang menjadi LOS D dengan nilai tundaan 38,63 detik per kendaraan
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4097]