PENGARUH MODEL INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) DISERTAI METODE MENCONGAK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA (FISIKA) KELAS VII DI SMP AL-MALIKI SUKODONO - LUMAJANG
Abstract
Lemahnya proses pembelajaran merupakan salah satu masalah yang dihadapi
dunia pendidikan di Indonesia saat ini. Fisika merupakan salah satu kajian bidang
dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang pada hakikatnya pembelajaran fisika bersifat
proses dan produk tentang pengkajian gejala alam. Penguasaan sains tidak cukup
hanya diperoleh dengan cara belajar dari buku atau hanya sekedar mendengarkan
penjelasan dari pihak lain sekalipun mereka guru maupun ahli fisika. Proses untuk
menggali atau memahami konsep fisika harus dilakukan untuk menghasilkan suatu
produk.
Tujuan pembelajaran fisika di sekolah menengah secara umum adalah
memberikan bekal pengetahuan tentang fisika, kemampuan dalam keterampilan
proses serta meningkatkan kreativitas dan sikap ilmiah. Keberhasilan pencapaian
tujuan pembelajaran sangat ditentukan oleh model atau strategi pembelajaran yang
digunakan guru. Oleh karena itu penggunaan model atau strategi pembelajaran harus
disesuaikan dengan mata pelajaran dan materi yang akan disampaikan. Salah satu
model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pendidikan sains yaitu dengan
menggunakan model inkuiri terbimbing (guided inquiry) disertai metode mencongak.
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Mengkaji perbedaan antara hasil belajar fisika
siswa menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) disertai
metode mencongak dengan pembelajaran konvensional dan 2) Mengkaji aktivitas
siswa selama proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran
inkuiri terbimbing (guided inquiry) disertai metode mencongak Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen, dengan randomized posttest
only control group desaign. Penelitian ini ditentukan melalui metode purposive
sampling area. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Maliki Sukodono-Lumajang
dengan menggunakan metode purposive sampling area. Untuk menentukan sampel
tingkatan kelas yang akan dipilih menggunakan metode cluster random sampling.
Sebelum menentukan sampel kelas, dilakukan uji homogenitas terlebih dahulu
terhadap populasi dari kelas VII. Data hasil belajar siswa diukur melalui pemberian
post test sedangkan aktivitas siswa diperoleh melalui observasi. Selain itu dibutuhkan
wawancara dan dokumentasi sebagai data pendukung. Metode analisis untuk menguji
hipotesis penelitian pada hasil belajar siswa, menggunakan uji independent sample ttest berbantuan SPSS. Berdasarkan analisis uji t menggunakan nilai post test kelas eksperimen dan
kelas kontrol dengan signifikansi 0.05, diperoleh nilai Sig.(2 tailed) 0.004. Sesuai
kriteria pengujian, karena nilai Sig. kurang dari 0.05, maka dapat dinyatakan bahwa
penerapan model inkuiri terbimbing disertai metode mencongak berpengaruh secara
signifikan terhadap kemampuan hasil belajar siswa. Aktivitas siswa selama
pembelajaran juga tergolong aktif yaitu sebesar 74.58%
Berdasarkan analisis data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa: 1)
Ada perbedaan hasil belajar yang signifikan dengan menggunakan model
pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) disertai metode mencongak dengan
model konvensional pada kelas VII SMP Al-Maliki Sukodono-Lumajang tahun
ajaran 2015/2016 dan 2) Aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) disertai metode mencongak baik
dimana aktivitas siswa termasuk dalam kategori aktif.