DETERMINAN PENYALURAN KREDIT BANK UMUM YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2014
Abstract
Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang memiliki fungsi
sebagai lembaga intermediasi, yaitu lembaga yang bertugas menghimpun dana
dan menyalurkannya dalam bentuk kredit. Bank memiliki peran yang sangat
dominan dalam perekonomian, terutama melalui fasilitas kredit yang
disediakannya. Selain itu, mayoritas bank masih mengandalkan bisnis perkreditan
sebagai sumber pendapatan utamanya. Pada saat menyalurkan kredit, pihak
perbankan dalam hal ini manajer dihadapkan pada risiko yang berasal dari dalam
(internal) maupun luar (eksternal) bank. Seorang manajer dituntut fleksibilitasnya
dalam hal menangkap perubahan yang terjadi untuk kemudian secepatnya
melakukan penyesuaian serta mengambil keputusan yang tepat dan cepat. Bank
umum merupakan lembaga keuangan yang memiliki lebih dari 95% dana pihak
ketiga perbankan nasional. Selain itu, bank umum yang terdaftar di BEI
merupakan perusahaan terbuka memiliki risiko yang harus ditanggung karena
semua data dan laporan keuangannya bisa diakses atau terbuka untuk umum.
Bank terbuka dituntut atau diharapkan memiliki kinerja yang bagus agar nilai
perusahaan tetap terjaga dimata investor atau masyarakat umum. Oleh karena itu,
pihak manajemen perbankan memerlukan informasi mengenai faktor apa saja
yang dapat memengaruhi penyaluran kredit yang dilakukan oleh perbankan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor fundamental berupa
Capital Adequancy Ratio (CAR), Return on Asset (ROA), Non Performing Loan
(NPL), Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan, serta faktor makro berupa SBI,
Inflasi, dan Kurs terhadap jumlah kredit yang disalurkan oleh bank umum, yang
nantinya akan menghasilkan model regresi yang dapat menjawab kebutuhan
mengenai analisis tentang determinan penyaluran kredit perbankan. Sehingga
pihak manajer dapat menentukan keputusan yang akan diambil berkaitan dengan
mengatur kepentingan financial, salah satunya jumlah kredit yang disalurkan guna
meningkatkan laba serta mengantisipasi risiko yang mungkin terjadi.
Jenis penelitian ini bersifat kuantitatif dan merupakan explanatory
research, dengan menggunakan pendekatan uji hipotesis (hypothesis testing).
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder
yang digunakan yaitu berupa laporan keuangan bank umum periode 2010-2014.
Data tersebut diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia (BEI) di www.idx.co.id
serta situs Bank Indonesia di www.bi.go.id. Populasi dari penelitian ini adalah
bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan memiliki laporan
keuangan publikasi selama periode 2010 hingga 2014. Metode sampel yang
digunakan adalah metode sensus yaitu semua populasi dijadikan sampel
penelitian, sehingga sebanyak 31 bank yang terdaftar di BEI periode 2010-2014
dijadikan sampel penelitian. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis regresi
linear berganda serta dilakukan uji hipotesis.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari tujuh variabel independen
Capital Adequancy Ratio (CAR), Return on Asset (ROA), Non Performing Loan
(NPL), Dana Pihak Ketiga (DPK), SBI, Inflasi, dan Kurs, secara parsial terdapat
tiga variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran kredit pada
bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. Variabel
tersebut adalah Return on Asset (ROA) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang
merupakan variabel fundamental, serta suku bunga SBI yang merupakan variabel
makro. Secara simultan Capital Adequancy Ratio (CAR), Return on Asset (ROA),
Non Performing Loan (NPL), Dana Pihak Ketiga (DPK), serta variabel makro
berupa SBI, Inflasi, dan Kurs berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit
pada bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. Hal
ini berarti, secara bersama-sama variabel independen dapat memengaruhi
penyaluran kredit pada bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2010-2014.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah pihak manajemen bank umum
harus memperhatikan jumlah DPK yang berhasil dihimpun, pemanfaatan seluruh
aktiva yang dimiliki perbankan guna menghasilkan laba, serta memperhatikan
kebijakan Bank Indonesia mengenai perubahan suku bunga SBI. Manajemen
bank umum juga harus memperhatikan seluruh variabel independen yang
digunakan pada penelitian ini, baik yang berasal dari faktor fundamental bank
umum, ataupun faktor eksternal bank (makro) pda saat akan menyalurkan
kreditnya.