PENGOBATAN TRADISIONAL OLEH DUKUN PADA MASYARAKAT SUKU TENGGER KECAMATAN SENDURO KABUPATEN LUMAJANG
Abstract
Ada hal yang menarik dan jarang dijumpai pada masyarakat diluar Suku Tengger yaitu dukun bayi berjenis kelamin laki-laki. Praktik tersebut sudah terjadi sejak zaman nenek moyang dan tetap dimanfaatkan hingga sekarang. Tahapan pengobatan dimulai dengan diagnosa penyakit. Diagnosa dilakukan dengan cara petungan (menghitung hari pertama sakit), meraba dada pasien, dan menekan bagian tubuh tertentu. Tahapan selanjutnya yaitu melakukan pengobatan pada pasien dengan metode suwuk, pijat, doa, sembur, dan memberikan jamu.
Alat yang digunakan oleh salah satu dukun Suku Tengger Lumajang berupa keris. Keris tersebut dicelupkan pada air rendaman bunga untuk mengetahui sebab penyakit pasien. Bahan yang digunakan dukun Suku Tengger Lumajang berupa air putih yang langsung dapat diminum pasien, air putih yang diberi kemenyan atau bunga kemudian diminum oleh pasien. Dukun juga mengukup pasien menggunakan dupa dan kemenyan untuk mengusir roh jahat yang mengganggu pasien. Dukun menyembur pasien menggunakan air yang diberi garam, serta membuat jamu Jawa dengan bahan kunyit, jahe, merica, telur ayam kampung. Penyakit sawan sering terjadi pada anak dan bayi, obat yang digunakan dukun berupa dringo, bawang putih, dan sawi yang dihaluskan kemudian dibalurkan pada tubuh bayi yang sakit.
Kondisi kesehatan pasien setelah diobati dukun Suku Tengger Lumajang membaik, sembuh, dan bisa sehat kembali. Waktu yang dibutuhkan untuk penyembuhan beraneka ragam, ada yang bisa langsung sembuh, satu hari bisa sembuh, hingga satu minggu baru bisa sembuh. Setelah pasien sembuh dari penyakitnya dukun menyarankan pasien untuk membuat sesajen berupa kembang boreh dan tampih.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]