PENINGKATAN PEROLEHAN KEMBALI (RECOVERY) RAKSA PADA PROSES AMALGAMASI MENGGUNAKAN RETORT SEDERHANA
Abstract
RINGKASAN
Peningkatan Perolehan Kembali (Recovery) Raksa pada Proses Amalgamasi
menggunakan Retort Sederhana; Shinta Anindya Ayu Oktavia, 071810301081;
2013: 31 halaman; Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Jember.
Emas merupakan bahan tambang yang mempunyai nilai ekonomis sangat
tinggi sehingga sering digunakan untuk investasi.Metode isolasi emas yang saat ini
banyak digunakan olehpenambang rakyat adalah amalgamasi.Emas dan perak adalah
logam yang dapat terlarut dengan raksa, sehingga raksa dipakai untuk mengikat emas
dalam proses pengolahan bijih sulfida mengandung emas melalui proses amalgamasi.
Amalgamasi adalah proses penyelaputan partikel emas oleh raksa dan membentuk
amalgam (Au-Hg). Pengolahan emas secara amalgamasi terdapat dua macam yaitu
amalgamasi langsung dan amalgamasi tidak langsung.
Pemisahan emas dari raksa dilakukandengan pembakaran amalgam untuk
menguapkan raksa sehingga diperoleh paduan logam emas-perak
(bullion).Pembakaran amalgam dapat dilakukan baik dengan pembakaran langsung
maupundengan retorting.
Penambang tradisional umumnya hanya melakukan proses pembakaran
amalgam untuk memperoleh bullion dengan sistem terbuka atau pembakaran
langsung. Pembakaran amalgam menghasilkan uap yang mengandung raksa di
udara.Karena sifatnya beracun dan cukup volatil, maka uap raksa selain dapat
berdampak buruk pada lingkungan juga sangat berbahaya jika terhisap oleh
manusia.Pembakaran amalgam dapat dilakukan dengan menggunakan
sistemretorting. Uap dari raksa yang mendidih akan mengalir melalui tabung dan
terkumpul ke dalam tempat pendingin yang telah disediakan. Namun penggunaan alat
retortpabrikan untuk proses pemisahan raksa masih belum terjangkau secara
ekonomis untuk penambang tradisional. Untuk itu perlu dibuat retort sederhana yang
terbuat dari bahan bekas yang mudah diperoleh dan perlu diteliti seberapa besar
tingkat recovery raksa yang diperoleh pada metode amalgamasi sehingga raksa dapat
digunakan kembali untuk proses amalgamasi selanjutnya. Tujuan penelitian ini
adalah untuk: (1) mengetahui perbedaan tingkat recovery raksa yang diperoleh
dengan metode amalgamasi langsung dan amalgamasi tidak langsung pada
pengolahan sampel lumpur sisa pengolahan bijih emas menggunakan retort, (2)
mengetahui pengaruh penggunaan retort sederhana terhadap tingkat recovery raksa
pada metode amalgamasi.Hasil penelitian diharapkan dapat diperoleh informasi
tentang metode yang lebih baik untuk pengolahan emas yang tidak mencemari
lingkungan.
Retort sederhana dapat dibuat dari besi atau baja tahan karat (stainless steel).
Wadah yang digunakan untuk membakar amalgam terbuat dari stainless steel dan
diletakkan diatas penyangga kaki tiga.Penutup wadah juga terbuat dari stainless
steeldan dihubungkan dengan pipa stainless steel yang dibengkokkan.Ujung pipa
diberi wadah penampung yang berisi air untuk menampung raksa yang mengalir di
dalam pipa. Pembakaran amalgam dalam retort paling baik dilakukan di luar ruangan.
Saat amalgam siap dibakar dalam retort, hendaknya retort ditutup rapat sehingga
tidak ada uap raksa yang lepas selama proses pembakaran. Proses yang terjadi adalah
kondensasi uap raksa. Retort yang masih hangatmungkin masih mengandungraksa
dalam bentuk gas, karena itu retort dibuka setelah cukup dingin.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan amalgamasi mempengaruhi
tingkat perolehan kembali (recovery) raksa.Metode amalgamasi tidak langsung
mempunyai kecenderungan meningkatkan recoveryraksa dibandingkan dengan
metode amalgamasi langsung.Dengan penggunaan retort sederhana dalam penelitian
ini dapat diperoleh recovery raksa rata-rata sebesar 1,23 % sehingga diperoleh
peningkatan jumlah recovery raksa pada metode amalgamasi menjadi 95,59 %.