AKTIVITAS NELAYAN PERAHU SLEREK PASCA KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) PERIODE MARET/APRIL 2015 DI DESA KEDUNGREJO KECAMATAN MUNCAR KABUPATEN BANYUWANGI
Abstract
Aktivitas nelayan perahu slerek yang meliputi frekuensi melaut, lama melaut
dan volume hasil tangkapan ikan, tidak bisa dilepaskan dengan penggunaan BBM. Di
mana BBM (solar) merupakan komponen biaya terbesar dalam operasional
penangkapan ikan. Untuk mengetahui seberapa besar perubahan aktivitas nelayan
perahu slerek pasca kenaikan harga BBM, maka diperlukan analisis sebelum dan
pasca kenaikan harga BBM yang meliputi frekuensi melaut, lama melaut dan volume
hasil tangkapan ikan. Oleh karena itu, tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
mendiskripsikan dan menganalisis frekuensi melaut, lama melaut dan volume hasil
tangkapan ikan nelayan perahu slerek pasca kenaikan harga BBM periode
Maret/April 2015 di Desa Kedungrejo Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penentuan lokasi penelitian
menggunakan metode purposive area yaitu Desa Kedungrejo Kecamatan Muncar
Kabupaten Banyuwangi. Penentuan subjek penelitian menggunakan metode
purposive yang terdiri dari empat orang nelayan juragan sebagai informan utama dan
satu nakhoda kapal serta dua nelayan pandhiga sebagai informan pendukung. Jenis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif,
sedangkan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan terdiri dari wawancara,
observasi dan dokumen. Analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian
data dan penarikan kesimpulan. Pengecekan data menggunakan teknik triangulasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi perubahan aktivitas nelayan
perahu slerek pasca kenaikan harga BBM (solar) juga ditengarahi oleh perubahan
musim ikan yang sepi, yang meliputi frekuensi melaut, lama melaut dan volume hasil
tangkapan ikan yang kecenderungannya menurun sehingga menurun pula tingkat
kesejahteraan nelayan perahu slerek. Analisis perubahan aktivitas nelayan perahu
slerek dilakukan selama dua bulan, yaitu bulan Maret sebagai patokan bulan sebelum
kenaikan harga BBM dan bulan April sebagai patokan bulan pasca kenaikan harga
BBM. Sebelum kenaikan harga BBM, rata-rata frekuensi melaut nelayan sekitar 8
sampai 9 kali melaut dalam sebulan. Sedangkan pasca kenaikan harga BBM, rata-rata
frekuensi melaut nelayan 4 kali melaut dan ada yang sama sekali tidak melaut.
Sehingga rata-rata frekuensi melaut nelayan perahu slerek pasca kenaikan harga
BBM periode Maret/April 2015 mengalami penurunan sekitar 4 sampai 5 kali melaut
selama dua bulan atau menurun sekitar 56%. Sebelum kenaikan harga BBM, rata-rata
lama melaut nelayan ± 155 jam dari akumulasi setiap trip-nya selama sebulan.
Sedangkan pasca kenaikan harga BBM, rata-rata lama melaut nelayan ± 91 jam dari
akumulasi setiap trip-nya selama sebulan. Sehingga rata-rata lama melaut nelayan
perahu slerek pasca kenaikan harga BBM BBM periode Maret/April 2015 mengalami
penurunan sekitar 64 jam selama dua bulan atau menurun sekitar 41%. Sebelum
kenaikan harga BBM, rata-rata volume hasil tangkapan ikan ± 24.196,25 kg dalam
sebulan. Sedangkan pasca kenaikan harga BBM, rata-rata volume hasil tangkapan
ikan ± 7.406,25 kg dalam sebulan. Sehingga rata-rata volume hasil tangkapan ikan
nelayan perahu slerek pasca kenaikan harga BBM BBM periode Maret/April 2015
mengalami penurunan sekitar 16.790 kg selama dua bulan atau menurun sekitar 63%
dan jika dirupiahkan ± Rp 201.480.000,00.