STABILITAS HASIL SEPULUH GENOTIPE KEDELAl (Glycine max (L.) Merrill) PADA ENAM SERI PERCOBAAN
Abstract
Penggunaan varietas yang stabil penting untuk mengurangi resiko petani yang mungkin muncul karena perubahan lingkungan yang sulit diperkirakan. Penilaian terhadap sepuluh genotipe kedelai yang terdiri dari enam varietas dan empat galur diharapkan dapat memetakan stabilitas sepuluh genotipe tanaman dan ukuran biji. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas hasil sepuluh genotipe kedelai pada enam lingkungan tumbuh.
Penelitian dilaksanakan di Jember (Politeknik), Probolinggo (lnlitkabi Muneng), Mojokerto (BPTP Mojosari), Ngawi (Kebun Percobaan Ngale), Kediri (Kebun Hortikultura Sukorame) dan Banyuwangi (lnlitkabi, Genteng). Sepuluh genotipe yang digunakan adalah Burangrang, Argomulyo, Leuser, Malabar, Wilis, token, G 234, G 7955, G 462, dan G 481. Tanaman ditanam pada petak-petak terbagi dengan ukuran panjang dua meter dan lebar dua meter, tiap-tiap petak percobaan dibuat jarak antar petak 0,3 m dan jarak antar blok 0,4 m, dengan kedalaman saluran 0,4 m. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan tiga ulangan. Stabilitas hasil diukur dengan menggunakan metode Eberhart- Russell's.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan stabilitas hasil dari masing-masing genotipe yang ditanam di enam lingkungan yang berbeda. Genotipe Burangrang dan Lokan memiliki stabilitas paling stabil dibandingkan dengan genotipe lainnya sehingga dapat ditanam di enam lokasi tanam. Parameter berat biji per tanaman stabil pada seputuh genotipe yang diteliti.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]