PEMETAAN ZONA POTENSI BENCANA TANAH LONGSOR UNTUK KEGIATAN MITIGASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOFISIKA TERPADU
Abstract
Pada penelitian tahun pertama telah diperoleh gambaran tentang karakteristik fisis
lapisan tanah dan batuan daerah penelitian yaitu desa Kemuninglor kecamatan Arjasa
Kabupaten Jember. Karakteristik fisis yang dimaksud adalah parameter-parameter fisis
berupa resistivitas, konduktivitas, dan model kecepatan medium yang kemudian
dicocokkan dengan jenis tanah hasil analisa data borlog sehingga diperoleh gambaran
umum tentang struktur tanah dan batuan daerah penelitian.
Pada tahun kedua telah dilakukan penelitian lanjutan yang mengacu pada hasil
penelitian tahun pertama, yaitu analisa detail data VES, pengukuran resistivitas
mapping, pemetaan situasi, penentuan karakteristik geoteknis tanah (indeks properties
dart engineering properties). Karakteristik geoteknis diperoleh melalui serangkaian uji
sampel tanah di laboratorium. Selain itu juga dilakukan survei dan wawancara tentang
keadaan sosial ekonomi masyarakat yang meliputi mata pencaharian utama, jumlah
penduduk yang bermukim di daerah rawan bencana, tingkat penghasilan penduduk dan
informasi lain yang dibutuhkan untuk membantu menentukan kebijakan penanggulan
bencana.
Berdasarkan hasil analisa detail data VES dan interpretasi hasil analisa data
resistivitas mapping diperoleh gambaran tentang pola resistivitas baik dalam arah
r ertikal-lateral maupun vertikal-horisontal. Selain itu juga diperoleh gambaran tentang
batas-batas bidang gelincirnya. Dari pengukuran situasi didapatkan peta situasi yang
dinyatakan dalam bentuk garis ketinggian (kontur) yang kemudian dilakukan
pengolahan data sehingga didapatkan peta Digital Elevation Model (DEM). Hasil
anaiisa terhadap peta situasi dan DEM menunjukkan bahwa jarak lokasi longsor
(tebing) dengan rumah penduduk terdekat yaitu sekitar 118.5 meter. Sedangkan
pergeseftm tanah akibat longsor mulai tahun 2001 sampai tahun 2007 sekitar 20 meter.
Dari hasil pemodelan stabilitas lereng, didapatkan angka keamanan sebesar 1.069-
Kondisi ini menunjukkan batrwa kemiringan lereng pada lokasi penelitian saat ini
merupakan kondisi kestabilan yang kritis, sehingga perlu ditingkatkan kewaspadaan
masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi ini. Hasil analisa lainnya adalah bahwa selain
dipengaruhi parameter mekanika tanah dan kondisi topografi lereng, kejadian longsor di
daerah penelitian juga dipicu oleh adanya curah hujan. Oleh karena itu dibuat suatu
sistem informasi dalam mendukung sistem pengambilan keputusan (Decision Support
System, DSS) mitigasi bencana longsor di lokasi penelitian khususnya dan di kabupaten
Jember secara umum dalam bentuk peta tematik. Peta tematik keadaan hujan
menunjukkan bahwa besarnya curah hujan tahunan normal pada musim hujan berkisar
antara 2763 sampu 3738 mm. Awal musim hujan di lokasi penelitian terjadi pada
bulan Oktober I (10 harian),'dengan panjang musim hujan sekitar 230 ha'i atau kurang
Iebih terjadi selama 8 bulan (Oktober - Mei). Berdasarkan data historis kejadian
longsor, menunjukkan bahwa semua kejadian longsor yang terjadi di lokasi penelitian
adalah pada periode musim hujan. Selain itu juga dihasilkan peta tematik tingkat bahaya
ionssor. Besarnya tingkat bahaya longsor didasarkan pada angka keamanan (factor of
safbty, FOS). Semakin kecil nilai FOS, maka akan semakin rentan daerah tersebut
terhadap bahaya longsor.
Untuk mengantisipasi longsor susulan yang akan terjadi, perlu dilakukan beberapa
rindakan konservasi, baik secara teknis maupun vegetatif. Tindakan secara teknis dapat
:riakukan dengan memperkecil kemiringan lereng atau dengan pembangunan perkuatan
.ereng. Sedangkan tindakan vegetatif dilakukan dengan menanam tanaman tajuk yang
:iempunyai akar dalam sehingga kestabilan lereng dapat dipertahankan.