PENGEMBANGAN WILAYAH SENTRA PRODUKSI HORTIKULTURA ORGANIK DI DAERAH BROMO, IJEN DAN BATU, JAWA TIMUR UNTUK MENOPANG MASTERPLAN PANGAN ORGANIK NASIONAL
Date
2016-05-09Author
DIDIK SULISTYANTO
SUHARTO
LILIK SUYATMI
WAGIYANA
Metadata
Show full item recordAbstract
Indonesia mengimpor hortikultura organik dari luar negeri, produktivitas, dan kualitas hortikultura Indonesia saat ini masih rendah. Hama yang sering di jumpai, Plutela xylostella, Crocidolomia binotalis, dan S, litura menyebabkan kerusakan 100% serta residu pesitisida yang tinggi. Pemakaian insektisida biaya tinggi, tidak ramah lingkungan dan resistensi hama. Sehingga sampai sekarang hama sangat sulit dikendalikan dan resisten terhadap insektisida kimiawi dan hayati, sehingga sulit didapatkan hortikultura Organik. Tahun Ketiga Berdasarkan hasil penelitian MP3EI tahun ketiga telah terlaksana sampai pada tahap 100% dapat diuraikan beberapa kesimpulan yaitu: (1) Hasil pengembangan teknik produksi massal bioinsektisida berbahan aktif nematoda entomopatogen (NEP) in vitro dalam media padat (solid culture) dari ketiga media yang menghasilkan produksi IJ yang optimal yaitu M1T2K4, M2T1K5 dan M3T1K5, media yang menghasilkan biaya termurah dan memberikan hasil IJ yang besar adalah media menggunakan tepung kedelai sebagai bahan dasar, yaitu 118/106 IJ. Besarnya biaya produksi dapat dikatakan tidak stabil, karena faktor pasar sangat menentukan fluktuasi harga yang juga mempengaruhi bahan baku bagi produksi massal Steinernema sp., (2) Hasil pengembangan teknik formulasi dan penyimpanan bioinsektisida berbahan aktif nematoda entomopatogen (NEP) dalam media tepung, granuler, dan cair dngan hasil Formulasi dalam perbandingan bahan dasar zeolit 75% : Chitosan 25% menunjukan komposisi perbandingan formulasi agen hayati yang paling baik di bandingkan dengan komposisi formulasi agen hayati dengan bahan dasar zeolit 50% : chitosan 50%, zeolit 50% : talk 50% dan zeolit 75% : talk 25%. Hasil penelitian Tahun Ketiga mendirikan pabrik biopestisida berbahan aktif Nematoda entomopatogen (NEP) dan memproduksi massal biopestisida bahan aktif Nematoda entomopatogen, Steinernema sp., dan Heterorhabitis sp., mendirikan sentra hortikultura organik, bisa mengatasi masalah hama secara hayati sehingga produksivitas dan kualitas hortikultura Organik yang bernilai tawar tinggi di pasaran Nasional dan Internasional dan siap menopang Masterplan Pangan Organik Nasional dan meningkatkan kesejahteraan, ekonomi petani dan perluasan penyerapan tenaga kerja bagi masyarakat.
Collections
- LRR-Hibah MP3EI [5]