Toksisitas Limbah Cair Industri Pengalengan Ikan di Muncar terhadap Mortalitas Ikan Mas (Cyprinus Carpio L.) dan Ikan Nila (Oreochromis Niloticus L.)
Abstract
Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi adalah sentra penghasil ikan terbesar di Jawa Timur dengan jumlah
produksi ikan tahun 2011 sebesar 27.748 ton[3]. Jumlah limbah cair yang dihasilkan oleh seluruh industri pengolahan
ikan di Muncar mencapai 14.266 m3 setiap harinya[8]. Sejumlah industri pengolahan ikan yang ada di daerah tersebut
belum menjalankan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dengan baik. Akibat dari hal tersebut beberapa bahan
pencemar dan parameter kualitas air yang terdapat di sungai di sekitar kawasan industri pengolahan ikan telah jauh
melebihi kadar baku mutu kualitas air yang ditetapkan oleh pemerintah. Uji toksisitas akut dilakukan terhadap ikan
Mas dan ikan Nila karena dua spesies tersebut dulunya sering ditemukan di sungai di Muncar. Penelitian ini
menggunakan 10 ekor ikan berumur 1,5 bulan dengan 3 kali pengulangan untuk setiap jenis ikan. Data mortalitas ikan
diamati setiap 24 jam sekali selama 96 jam. Analisis data yang digunakan adalah analisis probit. Berdasarkan
penelitian dan hasil analisis, nilai LC50 limbah cair industri pengalengan ikan terhadap ikan Mas selama 24, 48, 72, dan
96 jam adalah 2,52%; 1,24%; 0,56%; dan 0,07%. Nilai LC50 limbah cair industri pengalengan ikan terhadap ikan Nila
selama 24, 48, 72, dan 96 jam adalah 4,53%; 2,58%; 1,85%; dan 1,08%. Berdasarkan uji T, hasil penelitian
menunjukkan bahwa ikan Nila lebih mampu bertahan terhadap pemaparan limbah cair industri pengalengan ikan
daripada ikan Mas. Faktor lingkungan air yang berhubungan secara signifikan terhadap mortalitas ikan Mas dan ikan
Nila adalah pH dan DO, sedangkan suhu tidak berhubungan secara signifikan.