PERBANDINGAN KUAT LENTUR MENGGUNAKAN KAWAT KASA DAN KAWAT BAJA PADA CAMPURAN BETON NON STRUKTURAL DENGAN AGREGAT KULIT KOPI
Abstract
Kemajuan Dunia Konstruksi menghasilkan terobosan teknologi material
alternatif dari limbah-limbah industri untuk memenuhi kebutuhan akan efisiensi.
Termasuk pemilihan kulit kopi yang dikenal sebagai limbah industri digunakan
sebagai campuran dinding pengganti batu bata. Pada kondisi objektif dari kulit kopi
yang begitu melimpah seperti yang diungkap data statistik (BPS,2012), Indonesia
menghasilkan limbah kulit kopi sebesar kurang lebih 1 juta ton.
kopi dapat digunakan sebagai bahan wall / flooring dengan kuat tekan yang
cukup untuk digunakan sebagai bahan bangunan non struktural. Hasil penelitian kuat
tekan adalah 17 Mpa dengan campuran 1 semen : 10% fly ash : 1 kulit kopi. Hanya
saja hasil ini belum dianggap cukup untuk memenuhi persyaratan sebuah material
bangunan yaitu dengan kajian kuat lentur, dalam penelitian Ratnaningsih (2013)
menyarankan adanya uji lentur sehingga dalam penelitian ini dilakukan uji kuat
lentur menggunakan penulangan kawat kasa dan kawat baja dengan diameter lubang
masing-masing 5 mm dan 10 mm pada campuran plat beton ringan ukuran 6cm x
40cm x 60cm dengan material kulit kopi. Benda Uji dibedakan menjadi 4 perlakuan
dengan jumlah total 28 benda uji.
Hasil penilitian ini menunjukkan bahwa perbandingan nilai kuat lentur pada
beton non structural agregat kulit kopi menggunakan kawat kasa diameter lubang 5
mm dengan tambahan flyash 10% menunjukkan adanya kuat lentur yang lebih besar
dibandingkan dengan kawat baja diameter 10mm dengan nilai rata-rata adalah 9,05
kg/cm2.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4096]