INTERPRETASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN CINDER CONE GUNUNG PARANG MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK
Abstract
Gunung Lamongan yang terletak diantara kompleks Gunung Hyang dan kompleks
Gunung Tengger merupakan gunungapi aktif, letusan terakhir diketahui pada abad
ke-20. Gunung Lamongan memiliki sekitar 61 cinder cone. Salah satu cinder cone
yang berada di kompleks Gunung Lamongan adalah Gunung Parang. Struktur bawah
permukaan cinder cone Gunung Parang dapat diketahui dengan menggunakan metode
geofisika, salah satunya adalah metode magnetik. Metode magnetik adalah metode
yang sering digunakan dalam survei pendahuluan pada eksplorasi minyak bumi, gas
bumi, dan penyelidikan batuan mineral. Alat yang digunakan dalam pengukuran
metode magnetik yaitu Proton Procession Magnetometer berfungsi untuk mengukur
intensitas medan magnet dan GPS berfungsi untuk menentukan posisi titik
pengukuran. Tempat penelitian ini berada di daerah Gunung Parang dengan koordinat
7.920 LS sampai 7.9450 LS dan 113.2950 BT sampai 113.3350 BT. Hasil pengukuran
medan magnet kemudian diolah dengan menggunakan software pengolahan data
magnetik untuk mendapatkan data kontur anomali medan magnet di daerah
penelitian.. Hasil anomali medan magnet yang terukur kemudian dilakukan koreksi
harian, koreksi IGRF (International Geomagnetic Reference Field), transformasi
reduksi ke kutub dan kontinuasi ke atas. Koreksi tersebut digunakan untuk
menghilangkan pengaruh-pengaruh nilai anomali medan magnet yang terukur di
daerah penelitian. Hasil penelitian menunjukkan di daerah penelitian didominasi oleh
dua anomali, yaitu anomali medan magnet tinggi dengan nilai intensitas medan
magnet 400 nT sampai 1200 nT serta anomali medan magnet rendah dengan nilai
intensitas medan magnet -2200 nT sampai -1000 nT. Anomali medan magnet tinggi
adalah anomali cinder cone, diduga batuan penyusun cinder cone sebagian besar adalah batuan beku yang memiliki suseptibilitas yang tinggi. Berdasarkan anomali
medan magnet tersebut dan didukung dengan peta geologi, di daerah cinder cone
Gunung Parang tersusun oleh batuan lava, tufa halus-lapili serta lava andesit-basal.
Kontur anomali cinder cone memiliki kontur yang rapat dan renggang. Kontur rapat
menunjukkan bahwa benda penyebab anomali berada di dekat permukaan sedangkan
kontur renggang menunjukkan benda penyebab anomali berada jauh di bawah
permukaan. Anomali medan magnet rendah merupakan daerah Ranu Gunung Parang
yang mendominasi daerah penelitian. Hal ini dimungkinkan karena daerah ini hampir
seluruhnya didominasi oleh batuan yang memiliki nilai suseptibilitas yang sangat
kecil. Batuan yang memiliki nilai suseptibilitas sangat kecil adalah batuan sedimen.
Anomali negatif pada daerah Ranu Gunung Parang memiliki kontur yang renggang.
Hal ini menunjukkan bahwa benda penyebab anomali berada jauh di bawah
permukaan.