EFEKTIVITAS EKSTRAK ARTEMISIA VULGARIS L. SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA SEL-SEL HATI TIKUS YANG DIINDUKSI NIASIN
Abstract
Maraknya penjualan produk minuman berenergi untuk menstimulasi sistem
metabolik dan sistem saraf pusat memiliki dampak bagi kesehatan. Kandungan dalam
minuman berenergi antara lain adalah kafein sebagai bahan aktif yang dapat
menstimulasi sistem saraf pusat dan niasin yang berperan dalam metabolisme sel
untuk meningkatkan energi. Kandungan niasin yang melebihi angka kecukupan gizi
dalam minuman berenergi yang dikonsumsi terus menerus memiliki hasil metabolik
yang bersifat agen stres oksidatif dan menyebabkan kerusakan hati. Kerusakan hati
dapat dicegah dengan bahan-bahan hepatoprotektor. Penelitian tentang scoparone
menyebutkan bahwa scoparone memiliki efek hepatoprotektor. Scoparone adalah
salah satu turunan dari kumarin yang merupakan metabolik mayor pada tanaman
Artemisia sp. termasuk Artemisia vulgaris sehingga diharapkan ekstrak Artemisia
vulgaris mampu menangkal efek stres oksidatif niasin. Oleh karena itu, peneliti ingin
mengetahui efektivitas ekstrak Artemisia vulgaris L. sebagai hepatoprotektor pada
sel-sel hati tikus yang diinduksi niasin dan dibandingkan dengan efektivitas
scoparone.
Jenis penelitian ini adalah true experimental laboratories dengan rancangan
randomized post test only control group. Hewan coba yang digunakan adalah tikus
sebanyak 25 ekor, dibagi menjadi lima kelompok, yaitu kelompok kontrol tanpa
perlakuan (KN), kelompok kontrol dengan niasin 32,4 mg/ 200 gramBB dan kafein
1,8 mg/ 200 gramBB (K(-)), kelompok kontrol dengan niasin 32,4 mg/ 200 gramBB,
kafein 1,8 mg/ 200 gramBB, dan scoparone 3,5 mg/200 gramBB (K(+)), kelompok
ix
perlakuan dengan niasin 32,4 mg/ 200 gramBB, kafein 1,8 mg/ 200 gramBB, dan
ekstrak Artemisia vulgaris L. 5 mg/200 gramBB (P1), dan kelompok perlakuan
dengan niasin 32,4 mg/ 200 gramBB, kafein 1,8 mg/ 200 gramBB, dan ekstrak
Artemisia vulgaris L. 10 mg/200 gramBB (P2). Proses ekstraksi Artemisia vulgaris L.
menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Data penelitian diambil
melalui pengamatan gambaran histopatologi sel-sel hati yang dikategorikan menurut
kriteria evaluasi ringan, sedang, berat, dan dibedakan ada atau tidak aktivitas sel-sel
inflamatori, yang selanjutnya akan dianalisis menggunakan statistik.
Hasil pengamatan mikroskopik hati tikus menunjukkan bahwa pada kelompok
KN, 80% sampel memiliki gambaran mikroskopis hati yang normal dan 20% sampel
tidak dapat diamati secara mikroskopis karena banyak dijumpai artefak; kelompok
K(-), 60% sampel mengalami perubahan struktur sedang dan 40% sampel mengalami
perubahan struktur berat serta tidak terdapat aktivitas respons sel-sel inflamatori pada
seluruh sampel yang diperiksa; kelompok K(+), seluruh sampel mengalami
perubahan struktur sedang disertai aktivitas dominan sel-sel inflamatori yang
diindikasikan sebagai respons pertahanan sel hati; kelompok P1, 80% sampel
mengalami perubahan struktur sedang tanpa aktivitas respons sel inflamatori dan 20%
sampel mengalami perubahan struktur sedang disertai aktivitas respons sel
inflamatori; dan kelompok P2, 60% sampel mengalami perubahan struktur sedang
tanpa aktivitas respons sel inflamatori, 20% sampel mengalami perubahan struktur
sedang disertai aktivitas respons sel inflamatori, dan 20% sampel mengalami
perubahan struktur ringan disertai aktivitas respons sel inflamatori. Data diuji dengan
uji Kruskal Wallis dan didapatkan p=0,001, dilanjutkan uji Mann Whitney yang
menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05) pada kelompok KN dan
semua kelompok; K(-) dan K(+); K(+) dan P1. Selain itu, perbedaan tidak bermakna
ditunjukkan antara K(-) dan P1; K(-) dan P2; K(+) dan P2; P1 dan P2. Dapat
disimpulkan bahwa ekstrak Artemisia vulgaris L. belum terbukti efektif sebagai
hepatoprotektor tetapi mempunyai potensi sebagai hepatoprotektor pada sel-sel hati
tikus yang diinduksi niasin.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]