PREVALENSI CACING USUS MELALUI PEMERIKSAAN KEROKAN KUKU PADA SISWA SDN PONDOKREJO 4 DUSUN KOMBONGAN KECAMATAN TEMPUREJO KABUPATEN JEMBER
Abstract
Infeksi cacing usus merupakan penyakit yang disebabkan oleh cacing usus
(Nematoda usus). Beberapa Nematoda usus ditularkan melalui tanah. Pada sebagian
besar individu, kebersihan kuku masih kurang diperhatikan. Berbagai telur cacing
usus dapat tertimbun di bawah kuku karena tercemar tinja yang mengandung telur
cacing pada waktu membersihkan diri setelah defekasi. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui besar prevalensi cacing usus melalui pemeriksaan kerokan kuku
serta mengetahui jenis, jumlah, telur cacing usus melalui pemeriksaan kerokan kuku
pada siswa SDN Pondokrejo 4 di Dusun Kombongan Kecamatan Tempurejo
Kabupaten Jember. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
prevalensi infeksi cacing usus melalui pemeriksaan kerokan kuku sehingga bisa
menjadi acuan untuk tindak lanjut dan penelitian lebih lanjut.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross
sectional. Subyek penelitian berjumlah 60 siswa SDN Pondokrejo 4 Dusun
Kombongan, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember yang diperoleh dengan cara
Stratified Random Sampling. Penelitian ini dilakukan dengan cara memotong kuku
siswa yang telah diinstruksikan untuk tidak memotong kukunya selama 1 minggu.
Hasil potongan kuku kemudian diberi formalin 10% untuk mencegah telur rusak atau
menetas menjadi larva. Selanjutnya dikerok dan dilakukan pemeriksaan laboratoris.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 60 sampel terdapat 15 sampel
positif mengandung telur cacing usus, dengan prevalensi sebesar 25%. Terdapat 5
siswa (33,33%) terkontaminasi telur Ascaris lumbricoides, 4 siswa (26,66%)
terkontaminasi telur Enterobius vermicularis, 3 siswa (20%) terkontaminasi telur
Strongileydes stercoralis, 1 siswa (6,67%) terkontaminasi telur cacing tambang, 1
siswa (6,67%) terkontaminasi telur Ascaris lumbricoides dan telur Enterobius
vermicularis (double infection), 1 siswa (6,67%) terkontaminasi telr cacing Ascaris
lumbricoides dan telur Strongileydes stercoralis (double infection). Berdasarkan jenis
kelamin, prevalensi infeksi cacing usus pada siswa laki-laki lebih besar (73,33%) jika
dibandingkan dengan prevalensi infeksi cacing usus pada siswa perempuan (26,67%).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Prevalensi cacing usus
melalui pemeriksaan kerokan kuku pada siswa SDN Pondokrejo 4 di Dusun
Kombongan Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember cukup tinggi yaitu sebesar
25%. Sedangkan jenis dan jumlah telur cacing usus melalui pemeriksaan kerokan
kuku pada siswa antara lain terdiri dari jenis telur Ascaris lumbricoides, telur
Enterobius vermicularis, telur cacing tambang, dan telur Strongileydes stercoralis
dengan jumlah infeksi terbanyak adalah oleh telur Ascaris lumbricoides.
Pencegahan terhadap infeksi telur cacing usus dapat dilakukan dengan
penyuluhan mengenai cara hidup sehat dan pemberian obat cacing secara berkala,
serta mencuci tangan sebelum makan.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]