PEMANFAATAN BIOFUNGISIDA CAIR BERBAHAN AKTIF Trichoderma sp. UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT ANTRAKNOSA (Colletotrichum sp.) PADA CABAI DI LAPANG
Abstract
Penyakit antraknosa yang disebabkan oleh patogen Colletotrichum sp.
merupakan salah satu faktor dominan rendahnya produktivitas cabai di Jawa
Timur. Penyakit ini dapat menurunkan produksi dan kualitas cabai sebesar 45 –
60%. Bahkan dalam kondisi lingkungan yang optimal, dapat menghancurkan
seluruh areal pertanaman cabai. Sebagian besar petani menggunakan pestisida
kimia untuk mengendalikan penyakit ini. Namun penggunaan pestisida kimia
secara berkesinambungan dan tidak bijaksana dapat membahayakan organisme
bukan sasaran, mencemari lingkungan dan dapat membahayakan manusia.
Upaya pengendalian hayati yang banyak dilakukan dan telah terbukti dapat
menekan perkembangan Colletotrichum sp. pada tanaman cabai yaitu dengan
memanfaatkan cendawan antagonis Trichoderma harzianum sebagai biofungisida.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang
terdiri dari dua faktor, faktor pertama adalah macam media formulasi (A) terdiri
dari 3 taraf dan faktor kedua (B) adalah waktu penyimpanan yang terdiri dari 4
taraf, sehingga diperoleh 12 kombinasi percobaan dan masing-masing kombinasi
perlakuan diulang sebanyak tiga kali sehingga terdapat 36 plot percobaan.
Hasil penelitian biofungisida cair berbahan aktif T. harzianum dengan
media air kelapa dan waktu penyimpanan selama 2 bulan mampu memberikan
pengaruh yang nyata terhadap jumlah spora sebesar 7.67 × 108, viabilitas spora T
harzianum sebesar 89,22 % dan menekan perkembangan penyakit antraknosa
yang disebabkan oleh patogen Colletotrichum sp. dengan persentase keparahan
penyakit sebesar 33,77% pada cabai besar di lapang. Hasil tersebut lebih baik
dibandingkan dengan fungisida kimia maupun biofungisida dari media ekstrak kentang.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]