KADAR SERUM GLUTAMIC OXALOACETIC TRANSAMINASE (SGOT) PADA TIKUS WISTAR (Rattus norvegicus) JANTAN YANG DIPAPAR STRESOR RASA SAKIT ELECTRICAL FOOT SHOCK SELAMA 28 HARI
Abstract
Stres merupakan suatu reaksi alamiah yang berguna agar manusia terdorong
untuk menghadapi kesulitan hidupnya apabila stres yang dihadapi berlangsung terus
menerus dapat menimbulkan berbagai penyakit untuk itu pengaruh stres terhadap
kesehatan individu perlu diungkap lebih lanjut. Stimuli yang menyebabkan stres
disebut stresor yang dapat berupa fisik atau psikis. Salah satu stresor fisik adalah
electrical foot shock. Stresor fisik dapat terjadi terus menerus atau berkelanjutan
sehingga mengakibatkan terjadinya proses patologis pada tubuh. Proses patologis ini
dapat terjadi pada hati dan jantung. Salah satu langkah awal untuk menilai ada
tidaknya perubahan pada jaringan tersebut dapat menggunakan parameter Serum
Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT). SGOT pada pemeriksaan laboratoris
dapat digunakan untuk menilai seberapa luas kerusakan hati namun SGOT juga
banyak ditemukan pada jaringan selain hati seperti jantung. Perlu dilakukan
pemeriksaan kadar SGOT pada Tikus Wistar (Rattus norvegicus) Jantan yang dipapar
stresor rasa sakit electrical foot shock selama 28 hari. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan kadar SGOT pada Tikus Wistar (Rattus
norvegicus) Jantan yang dipapar dan yang tidak dipapar stresor rasa sakit electrical
foot shock selama 28 hari. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi
ilmiah tentang pengaruh stresor rasa sakit electrical foot shock selama 28 hari
terhadap perubahan kadar SGOT.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris dengan rancangan
post test only control group design. Sampel penelitian ini adalah Tikus Wistar (Rattus
norvegicus) Jantan usia 3-4 bulan, berat 150-200 gr, sehat, dan telah diadaptasi
selama 1 minggu di Laboratorium Biomedik Fakultas Farmasi. Besar sampel tikus didapat dari rumus Steel dan Torrie ±8 ekor yang terdiri dari 2 kelompok yaitu
kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Variabel bebas adalah stresor rasa sakit
electrical foot shock dan variabel terikatnya adalah kadar SGOT pada Tikus Wistar
(Rattus norvegicus) Jantan. Hewan coba dipapar electrical foot shock selama 28 hari
dengan peningkatan sesi setiap harinya. Pengambilan sampel darah dilakukan pada
hari ke 28 secara intrakardial setelah 60 menit pemberian stresor electrical foot shock.
Sampel darah yang diambil sebanyak 2 ml kemudian dilakukan pemeriksaan dan
penghitungan kadar SGOT di Laboratorium Piramida Jember dengan metode kinetik.
Analisis data menggunakan uji normalitas Kolmogorov Smirnov dan uji homogenitas
Levene test dan dilanjutkan dengan uji statistik parametrik Independent T-test dengan
kemaknaan p≤0,05.
Hasil analisis data menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,12 maka tidak ada
perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan.
Kerusakan hati akibat stresor tidak mengakibatkan nekrosis sehingga kadar SGOT
tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Hal ini diduga karena antioksidan
dalam tubuh tikus masih cukup untuk menetralisir ROS akibat paparan stresor. SGOT
juga banyak ditemukan dijantung, uji biokimia SGOT pada jantung dapat digunakan
untuk mendiagnosa perluasan penyakit infark miokard. SGOT akan memuncak pada
36-48 jam dan kembali normal 4-10 hari. Tingginya kadar SGOT sebagai tes atau uji
biokimia tidak selalu ditandai dengan tingginya kerusakan sel karena hal tersebut juga
tergantung pada luas, macam kerusakan hati, kepekaan metode tes serta ada tidaknya
regenerasi sel yang masih sehat.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]