ENERGI IMPAK BAHAN KOMPOSIT RAMAH LINGKUNGAN BERPENGUAT SERAT AMPAS TEBU DAN RESIN POLYLACTIC ACID (PLA)
Abstract
Perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi menjadi pemicu
untuk meningkatkan taraf hidup menjadi lebih modern dalam memenuhi kebutuhan
hidup manusia. Sehingga perkembangan alat yang digunakan manusia dalam
kehidupan semakin meningkat. Hal ini menyebabkan kebutuhan bahan dasar untuk
kebutuhan produksi juga semakin meningkat, sedangkan bahan konvensional yang
biasa digunakan ketersediaannya di alam semakin menipis. Bahkan, untuk produksi
tertentu dibutuhkan bahan yang memiliki sifat ringan, kuat, kaku, ramah lingkungan
dan tahan korosi. Permasalahan ini menarik minat untuk lebih banyak dilakukannya
penelitian tentang bahan rekayasa. Salah satunya melalui pembuatan bahan komposit
dengan bahan dasar yang ramah lingkungan yaitu dengan memanfaatkan serat ampas
tebu sebagai penguat dan resin Polylactic Acid sebagai matriks. Penelitian bahan
komposit ramah lingkungan dengan penguat serat ampas tebu dan matriks resin
Polylactic Acid yang bertujuan untuk mengetahui kekuatan bahan komposit ketika
memperoleh beban impak dan kemampuan biodegradasi dari bahan komposit.
Proses sintesis bahan komposit pada penelitian ini menggunakan 2 orientasi
arah serat yaitu orientasi arah serat searah yang diatur secara longitudinal dan
orientasi arah serat acak. Masing-masing orientasi arah serat tersebut menggunakan
variasi fraksi massa serat 20%, 40% dan 60%. Untuk mengetahui karakteristik bahan
komposit hasil sintesis, dilakukan pengujian energi impak menggunakan mesin
charpy untuk mengetahui kekuatan bahan komposit dan uji biodegradasi dengan
metode land fill guna mengetahui sifat bahan tersebut ramah terhadap lingkungan
atau tidak, yaitu bahan komposit dikubur selama 4 minggu di dalam pupuk kompos. Dari hasil pengujian menggunakan mesin charpy, energi impak bahan komposit
dalam menerima beban impak ditunjukkan dengan nilai kuat energi impak bahan
komposit hasil sintesis, pada orientasi serat searah dengan fraksi massa serat 20%,
40%, dan 60% masing-masing sebesar (32,47 ± 5,52) ⁄ , (108,95 ±
10,96) ⁄ , dan (120,67 ± 11,71) ⁄ . Sedangkan pada orientasi serat random
dengan fraksi massa yang sama didapatkan nilai kuat energi impak masing-masing
(26,57 ± 5,52) ⁄ , (91,3 ± 17,61) ⁄ , dan (73,69 ± 13,14) ⁄ . Sementara
itu, pengujian biodegradasi pada bahan komposit dengan variasi orientasi arah serat
dan variasi fraksi massa serat didapatkan kemampuan biodegradasi yang berbeda.
Pada minggu keempat penguburan, bahan komposit berorientasi serat searah dengan
fraksi massa serat 20%, 40%, dan 60% masing-masing didapatkan nilai derajat
degradasi sebesar (14,02 ± 1,25)%, (17,7 ± 1,31)%, dan (25,98 ± 2,08)%. Sedangkan
pada bahan komposit berorientasi arah serat random dengan fraksi massa serat yang
sama diperoleh nilai derajat degradasi masing-masing (15,86 ± 0,96)%, (20,69 ±
0,81)%, dan (31,95 ± 5,10)%. Nampak bahwasanya kemampuan biodegradasi pada
bahan komposit dipengaruhi oleh orientasi arah serat, penambahan jumlah fraksi
massa serat pada bahan komposit dan lamanya waktu penguburan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa energi impak tertinggi
dengan orientasi arah serat searah terdapat pada fraksi massa serat 60% yaitu dengan
nilai kuat energi impak sebesar (120,67 ± 11,71) ⁄ , sedangkan untuk orientasi
serat random terdapat pada fraksi massa serat 40% yaitu (91,3 ± 17,61) ⁄ .
Bahan komposit hasil sintesis merupakan bahan rekayasa yang bersifat ramah
lingkungan sebab dapat terbiodegradasi oleh aktivitas mikroorganisme yang ditandai
berkurangnya massa bahan setelah diuji, kemampuan biodegradasi maksimal terdapat
pada bahan komposit dengan fraksi massa serat 60% dan berorientasi arah serat
random didapatkan nilai derajat degradasi sebesar (31,95 ± 5,10)% pada penguburan
selama 4 minggu.