ETNOFARMASI DI KECAMATAN PANARUKAN DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BUKU ILMIAH POPULER
Abstract
Pengetahuan mengenai bahan alam seperti tumbuhan, hewan dan bahan
mineral yang dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional merupakan hal yang
penting untuk dipelajari. Berbagai suku di Indonesia telah memanfaatkan bahan alam
sebagai obat, diantaranya yaitu masyarakat di Kecamatan Panarukan, Kabupaten
Situbondo. Pengetahuan menganai obat tradisional tersebut disampaikan secara llisan
dan turun temurun oleh para sesepuh desa sehingga sulit untuk dipublikasikan kepada
masyarakat luas. Oleh sebab itu hasil penelitian ini akan dimanfaatkan untuk
penyusunan buku ilmiah populer. Hal ini bertujuan untuk memudahkan masyarakat
dalam membaca dan mempelajari kembali pengetahuan terkait dengan pemanfaatan
alam untuk pengobatan tradisional oleh masyarakat Panarukan. Dengan demikian
nilai-nilai tradisional di Panarukan akan senantiasa terjaga.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret hingga bulan April 2015 di Desa
Sumberkolak, Desa Paowan dan Desa Kilensari, Kecamatan Panarukan Kabupaten
Situbondo. Jenis penelitian ini deskriptif eksploratif dengan metode survei,
wawancara terstruktur dan semi-terstruktur. Populasi dalam penelitian ini adalah
masyarakat di tiga desa Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo. Penentuan
responden ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling yang terdiri
dari masyarakat yang mengetahui dan menggunakan bahan alam yang berkhasiat obat
dengan batasan: mampu mengemukakan jenis tumbuhan, hewan, bahan mineral dan
kegunaannya sebagai obat tradisional, serta cara meramu dan menggunakannya
sebagai obat. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 80 spesies tumbuhan, 4 spesies hewan
dan 10 macam bahan mineral yang dimanfaatkan sebagai obat tradisional oleh
masyarakat Panarukan. Bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan untuk obat
adalah daun dengan persentase sebesar 49%, buah sebesar 18%, rimpang dan bunga
sebesar 8%, biji sebesar 7%, batang sebesar 6% dan umbi sebesar 4%.