ANALISIS KETERAMPILAN METAKOGNISI BERPIKIR KREATIF DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA POKOK BAHASAN SEGIEMPAT SISWA KELAS AKSELERASI DI MTs NEGERI 2 JEMBER
Abstract
Keterampilan metakognisi dan berpikir kreatif sangat penting dimiliki
untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan mengembangkan proses berpikir
dalam menghadapi masalah lainnya. Siswa akselerasi dengan tuntutan untuk
belajar lebih cepat akan belajar lebih giat dengan strategi khusus yang melibatkan
metakognisi. Tetapi sebaliknya kemungkinan lain siswa justru mengambil jalan
pintas dengan menghafal dan menebak. Keterampilan metakognisi juga
berpengaruh pada kecerdasan siswa dan pengembangan proses berpikir kreatif
siswa tersebut. Ketrampilan metakognisi adalah kesadaran seseorang melakukan
perencanaan, memonitoring prosesnya dan mengevaluasi hasil akhir dalam
memecahkan masalah matematika. Keterampilan metakognisi dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa dan meningkatkan kemampuan berpikir
siswa. Salah satu proses berpikir siswa yaitu berpikir kreatif. Berpikir kreatif
adalah berpikir yang mengarah pada pemerolehan wawasan baru, pendekatan
baru, perspektif baru, atau cara baru dalam memahami sesuatu. Tiga aspek
kreativitas yang merupakan tiga komponen utama dalam Torrance Test of
Creative Thinking (TTCT) yaitu aspek kefasihan (fluency), aspek fleksibilitas
(flexibility), dan aspek kebaruan (originality).
Pada penelitian ini dilakukan analisis keterampilan metakognisi berpikir
kreatif dalam menyelesaikan masalah matematika siswa kelas akselerasi. Jenis
penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif
menggunakan instrumen tes berpikir kreatif dan pedoman wawancara.
Pendeskripsian pada penelitian ini dilakukan dengan cara memberi gambaran
mengenai keterampilan metakognisi siswa berdasarkan tingkat berpikir kreatif
pada pokok bahasan segiempat. Pokok bahasan segiempat dipilih karena materi
segiempat telah disampaikan oleh guru kelas. Sehingga siswa dianggap telah
menguasai materi tersebut. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah
ix
metode tes dan metode wawancara. Analisis data dalam penelitian ini adalah
analisis deskriptif kualitatif. Data yang dianalisis adalah data hasil tes pemecahan
masalah dan hasil wawancara mendalam terhadap jawaban siswa. Hasil validasi
tes berpikir kreatif diperoleh koefisien kevalidan 4,52. Maka tes pemecahan
masalah dapat digunakan dengan beberapa revisi sesuai dengan saran dari
validator. Selanjutnya adalah uji reliabilitas atau uji coba soal dan diperoleh
r = 0,6 yang artinya tingkat reliabilitas tes dalam kategori reliabilitas sedang.
Maka tes tersebut dikatakan valid dan dapat digunakan untuk penelitian.
Setelah melakukan tes berpikir kreatif siswa diklasifikasikan berdasarkan
tingkat kemampuan berpikir kreatif. Pada penelitian ini hanya muncul 3 kategori
berpikir kreatif yaitu cukup kreatif, kurang kreatif, dan tidak kreatif. Subjek
penelitian yang diambil sebanyak 3 orang yang mewakili tiap kategori berpikir
kreatif. Kemudian subjek penelitian diwawancara. Data dari tes dan wawancara
kemudian dianalisis. Siswa kategori tidak kreatif tidak memenuhi indikator
keterampilan metakognisi. Siswa tidak dapat memahami soal dengan baik
sehingga tidak dapat secara optimal mengidentifikasi informasi soal yang
digunakan. Pada monitoring, siswa tidak dapat menentukan strategi yang ia
gunakan untuk menyelesaikan masalah karena pemahaman materi dan kalimat
soal yang kurang. Pada evaluasi, siswa tidak mengevaluasi atau memperbaiki
kembali cara dan perhitungan yang telah dilakukan. Siswa kategori kurang kreatif
dapat memahami soal dan menentukan rencana di awal penyelesaian masalah.
Pada monitoring, strategi diselesaikan dengan langkah-langkah yang sudah benar.
Kesalahan penulisan cara dan perhitungan menunjukkan siswa tidak memeriksa
perhitungan yang dilakukan. Pada evaluasi, siswa secara sadar mengetahui
kesalahannya tetapi tidak mengevaluasi kembali pekerjaannya. Siswa kategori
cukup kreatif memenuhi indikator keterampilan metakognisi. Siswa memahami
soal kemudian mengidentifikasi informasi dan menentukan rencana awal dengan
baik. Pada monitoring, siswa dapat menentukan strategi yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah. Siswa melengkapi langkah penyelesaian dengan gambar
dan keterangan ukuran segiempat yang ditanyakan untuk memastikan langkahlangkah
yang dilakukan sudah berada pada jalur yang benar. Pada evaluasi, siswa
mengevaluasi langkah atau perhitungan pemecahan masalah.