UJI EFEKTIVITAS CHLORHEXIDINE SEBAGAI INHIBITOR MMP-2 DAN MMP-9 DALAM PROSES DERMONEKROSIS AKIBAT RACUN KUMBANG TOMCAT (Paederus sp.)
Abstract
Dermatitis paederus atau dermatitis linearis adalah dermonekrosis yang terjadi akibat adanya kontak dengan racun paederin yang berasal dari kumbang Tomcat (Paederus sp.). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Piel (2002), gen pada biosintesis racun paederin tidak berasal dari genom kumbang Tomcat (Paederus sp.) melainkan lebih mendekati genom bakteri Pseudomonas aeruginosa. Menurut Asoodeh dan Musaabadi (2012), Pseudomonas aeruginosa mampu mensekresikan enzim matriks metaloproteinase ekstraseluler. MMP-2 dan MMP-9 merupakan MMP yang mendegradasi komponen matriks ekstraseluler kulit seperti kolagen, gelatin dan elastin. Oleh sebab itu, enzim MMP-2 dan MMP-9 diduga memiliki peran dalam dermonekrosis akibat racun paederin. Berdasarkan hal tersebut, peneliti memiliki hipotesis bahwa pemberian terapi dengan kemampuan antibakteri dan inhibitor MMP dapat dijadikan dasar terapi dermatitis. Hipotesis ini didukung oleh penelitian Fakoorziba et al. (2011) bahwa pengobatan dermatitis paederus menggunakan kortikosteroid menyebabkan waktu penyembuhan menjadi lebih lama jika dibandingkan dengan penggunaan anti pruritus dan cleansing agent. Belum diketahui efektivitas chlorhexidine sebagai terapi dermatitis paederus sehingga penulis mengajukan penelitian uji efektivitas chlorhexidine sebagai inhibitor MMP-2 dan MMP-9 dalam proses dermonekrosis akibat racun kumbang Tomcat (Paederus sp.).
Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimental nyata (true experimental design) dengan post test only control group design. Kelompok penelitian terdiri atas kontrol negatif (racun paederin 9,3 μg), perlakuan 1 (racun paederin 9,3 μg + chlorhexidine 0,012%), perlakuan 2 (racun paederin 9,3 μg + chlorhexidine 0,06%), perlakuan 3 (racun paederin 9,3 μg + chlorhexidine 0,3%), dan kelompok kontrol nomal (aquades). Sampel penelitian ini adalah sumuran gel acrylamide 8%. Jumlah sampel yang digunakan sebesar 25 sampel dengan masing-masing kelompok penelitian dilakukan pengulangan sebanyak lima kali. Penelitian dilaksanakan menggunakan metode gelatin zimografi. Data yang diamati adalah optical density gel yang diukur menggunakan software imageJ. Analisis data yang digunakan adalah One Way ANOVA. Perbedaan tiap kelompok dinilai bermakna apabila p< 0,05.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa terdapat aktivitas MMP-2 dan MMP-9 yang ditunjukkan dengan munculnya band pada kelompok kontrol negatif. Band muncul karena MMP-2 dan MMP-9 memiliki kemampuan mendegradasi gelatin. MMP- 2 memiliki berat molekul sebesar 72 kDa dan MMP-9 memiliki berat molekul 92 kDa. Selain terbukti bahwa racun paederin mengandung MMP-2 dan MMP-9, dari penelitian ini juga diperoleh bahwa pada konsentrasi 0,012%; 0,06% dan 0,3%; chlorhexidine mampu menghambat aktivitas racun paederin dalam mendegradasi gelatin. Konsentrasi chlorhexidine yang digunakan ditentukan berdasarkan uji pendahuluan. Pada konsentrasi yang lebih tinggi, sediaan chlorhexidine mengalami penggumpalan ketika proses elektroforesis, sehingga konsentrasi yang bisa digunakan pada penelitian ini adalah 0,12%; 0,06%; dan 0,3%. Hasil analisis statistik menunjukkan perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol negatif dan kelompok perlakuan (p< 0,05), akan tetapi tidak terdapat perbedaan bermakna antar kelompok perlakuan. Daya hambat tertinggi pada aktivitas MMP-2 ditunjukkan oleh chlorhexidine 0,06% sebesar 21,6% sedangkan daya hambat tertinggi aktivitas MMP-9 paling tinggi ditunjukkan oleh chlorhexidine 0,3% sebesar 16,4%.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]