FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PROGRAM KB PRIA DI KABUPATEN SITUBONDO (STUDI KASUS PROGRAM MOP (MEDIS OPERATIF PRIA)/VASEKTOMI DI KECAMATAN BANYUPUTIH)
Abstract
Masalah kependudukan menjadi kendala yang saat ini dihadapi oleh
pemerintah. Tingginya jumlah penduduk dengan ditandai dengan tingginya jumlah
kelahiran menjadi faktor penyebab masalah kependudukuan. Upaya pemerintah untuk
menekan jumlah kelahiran ditandai dengan mengaktifkan kembali BKKBN sebagai
badan yang menangani pengendalian penduduk. Upaya pengendalian yaitu dengan
memanfaatkan pria sebagai objek penggunaan alat kontrasepsi jangka panjang yang
mulai dikembangkan sebagai alat kontrasepsi mantap. KIE digunakan oleh BKKBN
dalam usaha memperoleh akseptor yang masih belum mengetahui program tersebut.
Kecamatan Banyuputih merupakan salah satu Kecamatan yang memperoleh akseptor
diatas jumlah PPM pada tahun 2014. Keberhasilan perolehan akseptor tersebut tidak
lepas dari usaha penyuluh, perangkat, tokoh agama serta pria itu sendiri dengan
kesadarannya mengikuti program. Keberhasilan tersebut tidak lepas pula dari peranan
Komunikasi, Informasi, dan Edukasi yang secara terus menerus di berikan kepada
calon akseptor.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah keingintahuan akan bagaimana
faktor KIE mempengaruhi keberhasilan KB Pria di kabupaten Situbondo dengan studi
kasus program MOP (Medis Operatif Pria)/Vasektomi di kecamatan Banyuputih.
Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah faktor KIE mempengaruhi keberhasilan program KB pria di kabupaten situbondo dengan studi
kasus program MOP (Medis Operatif Pria)/Vasektomi di kecamatan Banyuputih.
Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah kebijakan publik dan
implementasi kebijakan. Tipe dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan data
kualitatif. Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan metode purposive
yaitu dengan hanya memilih informan yang sesuai dengan masalah dan tujuan dalam
penelitian. Sedangkan untuk menganalisa data penelitian menggunakan prosedur
analisis data yang dipaparkan oleh Miles dan Huberman.
Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa peranan KIE dalam keberhasilan
program KB pria yaitu MOP (Medis Operatif Pria)/Vasektomi di kecamatan
Banyuputih sangat berpengaruh. KIE digunakan oleh penyuluh dari Keluarga
Berencana (KB) sebagai kiat memperoleh banyak akseptor. KIE yang dilakukan
secara terus-menerus oleh pihak penyuluh mampu meyakinkan masyarakat
Kecamatan Banyuputih untuk percaya bahwa program MOP (Medis Operatif
Pria)/Vasektomi aman dan mau mengikuti program. Sedangkan sarana prasarana,
MUPEN (Mobil Unit Pelayanan), mobil dinas, CD KIE vasektomi, surat edaran dari
bupati situbondo, serta dukungan pemuka agama dengan mengeluarkan fatwa bahwa
program KB MOP halal merupakan faktor pendukung keberhasilan program.