DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM RUBRIK CATATAN PINGGIR MAJALAH TEMPO: SUATU TINJAUAN SEMANTIK
Abstract
Media massa cetak merupakan salah satu alat atau sarana yang digunakan
untuk menyampaikan pesan komunikator pada khalayak. Masyarakat memerlukan
informasi, sehingga media massa sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Di antara
beberapa jenis media massa, media massa cetak memiliki ciri khas kata dan gaya
bahasa dibandingkan dengan media massa lainnya. Diksi atau pilhan kata pada media
massa mempunyai pengaruh yang besar karena setiap kata diusahakan dapat
mengungkapkan gagasan atau ide dan merupakan penyalur gagasan yang akan
disampaikan. Untuk menciptakan diksi yang tepat digunakanlah kriteria pemilihan
diksi yang meliputi (1) ketepatan; (2) kecermatan; dan (3) keserasian.
Masalah yang dikaji dalam penelitiaan terdiri atas (1) penggunaan diksi dalam
rubrik Catatan Pinggir majalah Tempo; (2) penggunaan gaya bahasa dalam rubrik
Catatan Pinggir majalah Tempo. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan (1)
jenis-jenis diksi yang digunakan dalam rubrik Catatan Pinggir majalah Tempo; (2)
jenis-jenis gaya bahasa yang digunakan dalam rubrik Catatan Pinggir majalah Tempo.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber data dalam
penelitian berasal dari artikel Goenawan Mohamad dalam Catatan Pinggir majalah
Tempo edisi bulan Juni-Agustus 2014. Teknik pengambilan data atau penyediaan
datanya berdasarkan pengklasifikasian data sesuai dengan diksi dan gaya bahasa yang
diteliti dalam rubrik “Catatan Pinggir” majalah Tempo, di mana data yang sudah
terkumpul selanjutnya diklasifikasikan sesuai rumusan masalah. Teknik catat
menggunakan kartu data, di mana mencatat data yang telah ada sesuai dengan
rumusan masalah sehingga mempermudah pengklasifikasian data. Teknik analisis
data yang digunakan adalah teknik analisis model interpretasi.
Hasil penelitian menunjukkan ada empat jenis diksi yang terdapat dalam
rubrik Catatan Pinggir Majalah Tempo edisi Juni-Agustus 2014, yaitu: (1) kata
konotatif, (2) kata khusus, (3) kata ilmiah, dan (4) kata populer. Kata konotatif dan
kata ilmiah adalah kata yang paling banyak ditemukan dalam penelitian. Contohnya
sebagai berikut, tuturan “Ia biarkan tangannya kotor untuk sebuah negeri yang
bersih”. Contoh kata ilmiah terdapat dalam kalimat berikut, “Kau tak memihak. Kau
tak ingin pandanganmu tersekat barikade”. Ada empat jenis gaya bahasa yang
terdapat dalam rubrik Catatan Pinggir Majalah Tempo edisi Juni-Agustus 2014, yaitu:
(1) gaya bahasa perbandingan, (2) gaya bahasa pertentangan, (3) gaya bahasa
pertautan, (4) gaya bahasa perulangan. Dari empat jenis gaya bahasa tersebut yang
sering digunakan adalah gaya bahasa perbandingan, yaitu: perumpamaan (simile) dan
gaya bahasa perulangan, adalah: anafora. Contoh penggunaan gaya bahasa
perumpamaan (simile) terdapat dalam tuturan sebagai berikut, “Ia telah bertindak
sebagai alat sejarah untuk membangun dunia yang lebih baik”. Contoh penggunaan
gaya bahasa anafora sebagai berikut, tuturan “Sebuah Kami yang siap. Sebuah Aku
yang yakin. Sebuah subyek yang, dari saat ke saat, mengutuhkan dirinya”
Atas dasar temuan tersebut seorang peneliti lanjutan dapat memanfaatkan
hasil penelitian ini sebagai bandingan atau mencari persoalan yang belum dikaji.
Dengan demikian, diperoleh hasil penelitian tentang diksi dan gaya bahasa yang lebih
lengkap dan akurat. Perbedaan metodologi akan menjadikan penelitian lebih unik
sehingga hal-hal baru yang ditemukan dapat disebarluaskan sebagai sebuah kemajuan
ilmu pengetahuan. Untuk lembaga terkait disarankan memanfaatkan penelitian ini
sebagai dasar mengembangkan ilmu pengetahuan dan dokumen otentik tentang ragam
bahasa di media massa.