• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Culture (Cultural Knowledge)
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Culture (Cultural Knowledge)
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    KEKOHESIAN DAN KEKOHERENSIAN WACANA DALAM BERITA KRIMINAL PADA MEDIA ONLINE DETIK

    No Thumbnail [100%x80]
    View/Open
    110110201033.pdf (2.377Mb)
    Date
    2016-01-13
    Author
    Hasnawati, Ayu Muti’ah
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Wacana merupakan satuan bahasa paling besar yang digunakan dalam komunikasi. Satuan bahasa di bawahnya adalah kalimat, frase, kata, dan bunyi. Wacana dapat berupa lisan atau tulisan. Salah satu bentuk penggunaan wacana tulis terdapat dalam penulisan wacana berita kriminal pada media online Detik. Wacana berita kriminal merupakan wacana yang berisi informasi mengenai tindak kejahatan yang terjadi di masyarakat. Hal tersebut berarti bahwa wacana berita kriminal harus ditulis menggunakan bahasa yang jelas, runtut, dan logis. Dengan demikian, informasi yang ingin disampaikan wacana tersebut dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca. Analisis kekohesian dan kekoherensian wacana diartikan sebagai kegiatan penyelidikan terhadap aspek-aspek pembangun keutuhan wacana. Sarana-sarana kohesi yang dipaparkan oleh Tarigan (1987:96-103) berdasarkan teori Halliday dan Hasan, terdiri atas piranti gramatikal dan piranti leksikal. Selain menggunakan teori tersebut sebagai landasan teori, juga digunakan teori Rani dkk. (2006:110-128) mengenai klasifikasi kata hubung berdasarkan hubungan yang diciptakan, teori Teun A. Van Djik yang dikemukakan Eriyanto (2001:242) mengenai jenis koherensi, Badudu (1988:135-136) mengenai ragam bahasa pers, dan Dewabrata (2004:19) mengenai ciri ragam bahasa jurnalistik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Artinya, dalam penelitian ini hanya memaparkan situasi atau peristiwa yang ditemukan di lapangan. Dalam penelitian ini, data yang digunakan berupa wacana yang menunjukkan penggunaan penanda formal kohesi dan koherensi dalam berita kriminal pada media online Detik selama kurun waktu enam bulan, yaitu bulan September 2014 s.d. Februari 2015. Setelah itu, data diklasifikasikan berdasarkan penanda formal yang digunakan. Tahapan-tahapan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: (1) tahap penyediaan data, (2) tahap analisis data, dan (3) tahap penyajian hasil analisis data (Sudaryanto, 1993:5-7). Kekohesian dan kekoherensian wacana berita kriminal pada media online Detik ditunjukkan oleh piranti gramatikal dan piranti leksikal. Piranti gramatikalnya meliputi: (1) Pronomina, yang terdiri atas pronomina persona pertama dan ketiga, pronomina demonstrativa, pronomina empunya, dan pronomina tak takrif, (2) substitusi, yang berupa substitusi verbal dan substitusi nominal, (3) elipsis, yang berupa elipsis nominal dan elipsis klausa, dan (4) konjungsi, yang berupa piranti urutan waktu, piranti pilihan, piranti alahan, piranti ketidakserasian, piranti aditif, piranti kontras, piranti komparatif, piranti sebab-akibat, piranti konsesi, dan piranti tegasan, sedangkan piranti leksikalnya meliputi: (1) repetisi berupa repetisi penuh, repetisi sebagian dan repetisi berubah bentuk, (2) sinonimi berupa sinonimi kata dengan kata dan sinonimi frasa dengan frasa, (3) antonimi berupa antonimi majemuk dan antonimi yang bersifat relasional, (4) hiponimi ditandai dengan kata yang berfungsi sebagai makna atas yang lebih luas, (5) kolokasi ditandai adanya kata atau frasa yang berada pada lingkup yang sama, (6) ekuivalensi ditandai oleh sejumlah kata yang telah mengalami proses afiksasi dan berasal dari morfem asal yang sama. Selain itu, ditemukan jenis kekoherensian wacana berdasarkan teori Teun A. Van Dijk berupa koherensi kondisional dan koherensi pembeda. Selain kekohesian dan kekoherensian wacana, juga ditemukan ketidakkohesian dan ketidakkoherensian wacana. Berdasarkan struktur penulisannya, diperoleh faktor penyebab ketidakkohesian dan ketidakkoherensian tersebut, meliputi: (1) ketidaktepatan pada penggunaan pronomina, (2) penggunaan konjungsi di awal kalimat, (3) penggunaan diksi yang tidak sesuai, (4) penggunaan kata-kata rancu, (5) anak kalimat dan induk kalimat yang tidak dapat dibedakan, (6) ketidaklogisan, (7) struktur penulisan yang tidak runtut.
    URI
    http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/71129
    Collections
    • UT-Faculty of Culture (Cultural Knowledge) [2318]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    NoThumbnail