MITOS DALAM UPACARA “UANG PANAIK” MASYARAKAT BUGIS MAKASSAR
Abstract
Mitos dalam upacara Uang Panaik adalah mitos yang mengisahkan proses
perkawinan di Sulawesi Selatan yang dikenal memiliki berbagai syarat yang harus
dipenuhi oleh pihak keluarga laki-laki. Syarat-syarat ini tidak lepas dari tingginya harga
diri masyarakat Bugis Makassar. Wujud mitos Uang Panaik berupa narasi yang
mengisahkan pada masa Kerajaan Bone dan Gowa Tallo jika seorang lelaki yang ingin
meminang keluarga kerajaan, maka harus membawa sesajian yang menunjukkan
kemampuan mereka untuk memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bagi istri dan
anaknya kelak. Berdasarkan wujud mitos dalam upacara Uang Panaik terdapat nilai
budaya dan fungsi mitos yang berpengaruh pada kehidupan masyarakat Bugis
Makassar. Berdasarkan latar belakang tersebut permasalahan dalam penelitian ini, yaitu:
(1) wujud mitos dalam upacara Uang Panaik masyarakat Bugis Makassar, (2) nilai
budaya yang terdapat dalam upacara Uang Panaik masyarakat Bugis Makassar, (3)
fungsi mitos terhadap upacara Uang Panaik bagi masyarakat Bugis Makassar, (4)
pemanfaatan mitos dalam upacara Uang Panaik sebagai materi pembelajaran Bahasa
Indonesia di SMA.
Racangan dan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kualitatif etnografi. Sasaran penelitian ini adalah tentang mitos uang panaik masyarakat
Bugis Makassar. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, teknik
observasi, dan teknik dokumentasi. Teknik analisis data terdiri dari tiga alur kegiatan
yang terjadi bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Prosedur penelitian ini ada tiga tahap yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan
penyelesaian.
Hasil dan pembahasan dalam penelitian ini menceritakan Kerajaan Gowa dan
awal munculnya tradisi Uang Panaik. Sejarah awal Uang Panaik ini pada masa Kerajaan
Bone dan Gowa Tallo. Besaran uang panaik yang berlaku saat ini dipengaruhi oleh status sosial yang melekat pada orang yang akan melaksanakan pernikahan baik dari
pihak laki-laki maupun dari pihak perempuan. Nilai budaya yang terdapat dalam
upacara Uang Panaik masyarakat Bugis Makassar yaitu: (1), nilai religius, keteringatan
kepada Tuhan ditujukan oleh masyarakat Bugis Makassar dengan mengadakan
pengajian dan doa bersama, (2) nilai sosial dalam hubungan manusia dengan lingkungan
dan masyarkatnya, seperti gotong-royong, musyawarah, dan kasih sayang dalam hal
membantu persiapan pernikahan, (3) pada mitos upacara Uang Panaik terdapat nilai
kepribadian yaitu harga diri, keberanian, dan ketaatan masyarakat Bugis Makassar.
Fungsi mitos terhadap upacara Uang Panaik bagi masyarakat Bugis Makassar ialah
menyadarkan manusia bahwa ada kekuatan gaib, memberikan manusia jaminan masa
kini, dan memberikan pengetahuan. Mitos ini terdapat makna-makna yang berfungsi
bagi masyarakat Bugis Makassar yang akan menikah. Ketiga fungsi tersebut memiliki
peranan yang berbeda, mitos tersebut berpengaruh pada kehidupan masyarakat yang
sangat meyakini cerita atau makna dalam upacara Uang Panaik. Pemanfaatan mitos
dalam upacara Uang Panaik sebagai salah satu sumber referansi untuk materi
pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA kelas XII. Guru bisa memanfaatkan wujud
mitos ini sebagai bahan pengembangan materi pembelajaran bahasa Indonesia di
sekolah.
Kesimpulan dalam penelitian ini: (1) wujud mitos dalam upacara Uang Panaik
berupa narasi, (2) nilai budaya yang terdapat dalam upacara Uang Panaik masyarakat
Bugis Makassar ialah nilai religius, sosial, dan kepribadian, (3) fungsi mitos terhadap
upacara Uang Panaik bagi masyarakat Bugis Makassar ialah menyadarkan manusia
bahwa ada kekuatan gaib, memberikan manusia jaminan masa kini, dan memberikan
pengetahuan, (4) pemanfaatan mitos dalam upacara Uang Panaik sebagai materi
pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA kelas XII. Saran dalam penelitian ini: (1) bagi
dunia pendidikan, guru lebih menghimbau siswa untuk peduli terhadap budaya, (2) bagi
guru bahasa dan sastra Indonesia, penelitian ini dijadikan sebagi materi pembelajaran
Bahasa Indonesia di SMA, (3) bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat
digunakan untuk mengadakan penelitian yang sejenis dalam pembahasan yang lebih
luas.