PENGEMBANGAN INSTRUMEN PEMECAHAN MASALAH SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL BERDASARKAN MODEL POLYA DAN PENSKORANNYA UNTUK SISWA SMP
Abstract
Pesatnya perkembangan zaman dalam era globalisasi menuntut setiap
manusia untuk siap menghadapi persaingan dengan manusia lain. Untuk dapat
bersaing dan dapat bertahan maka setiap orang harus memiliki kualitas diri yang
baik. Salah satu bentuk upaya meningkatkan kualitas diri adalah melalui
pendidikan. Hal tersebut disebabkan karena pendidikan merupakan salah satu
upaya dalam meningkatkan sumber daya manusia. Matematika merupakan bahasa,
artinya matematika tidak hanya sekedar alat bantu berpikir, alat untuk menemukan
pola, tetapi matematika juga sebagai wahana komunikasi antar siswa dan
komunikasi antara guru dengan siswa.
Model Polya merupakan model penyelesaian pemecahan masalah yang
menarik, yang dapat memudahkan siswa dalam memahami dan menyelesiakan
soal cerita, Karena tahap-tahap dalam pemecahan masalah model Polya ini
tersusun dengan runtut. Menyelesaikan atau memecahkan masalah menurut (dalam
Hobri, 2009:42) adalah mencari suatu tindakan yang sesuai secara sadar untuk
mencapai tujuan yang memang tidak dapat diperoleh secara langsung konsep yang
diperlukan dan relevan, mencari generalisasi, merumuskan rencana penyelesaian,
dan mengorganisasikan keterampilan yang telah dimiliki sebelumnya.
Pengembangan instrumen ini adalah penelitian pengembangan yang
bertujuan untuk menganalisis proses dan hasil pengembangan instrumen
pemecahan masalah soal cerita sistem persamaan linier dua variabel berdasarkan
model Polya dan penskorannya untuk siswa SMP. Instrumen ini disusun
berdasarkan indikator langkah-langkah yang harus dicapai dalam memahami dan
menyelesaikan soal cerita dan penskorannya. Ujicoba dilakukan di SMP Negeri 1
Candipuro kelas VIIIB dan MTs. Nurul Ihsan kelas VIIIA yang berjumlah 10
siswa dari masing-masing sekolah serta 3 orang guru mata pelajaran matematika.
Penelitian pengembangan ini menggunakan metode Thiagarajan, Semmel
dan Semmel yang terdiri dari 4 tahap. Tahap yang pertama adalah tahap
pendefinisian yaitu menetapkan dan mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan
pembelajaran dengan menganalisis tujuan dan batasan materi. Dilanjutkan dengan
tahap perancangan yakni merancang semua aspek yang diperlukan untuk
pengembangan instrumen mulai dari merancang dan membuat kisi-kisi instrumen,
merancang lembar validasi, angket dan soal tes. Tahap berikutnya adalah tahap
pengembangan, pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah penilaian para ahli
dibidang matematika dan ujicoba. Para ahli dalam penelitian ini adalah dua orang
dosen pendidikan matematika Universitas Jember dan guru bidang studi
matematika di sekolah terkait. Validasi instrumen dilakukan oleh 3 validator (ahli)
terhadap instrumen pemecahan masalah soal cerita sistem persamaan linier dua
variabel berdasarkan model Polya dan penskorannya. Tahap selanjutnya yaitu
tahap diseminasi, dalam penelitian ini yaitu peyebaran instrumen pembelajaran
tidak dilakukan.
Hasil validasi berupa koefisien validitas instrumen. Koefisien validitas
pada instrumen pemecahan masalah soal cerita sistem persamaan linier dua
variabel berdasarkan model Polya sebesar 0,8049 dan koefisien validitas pada
instrumen penskorannya sebesar 0,83. Persentase kepraktisan pada instrumen
pemecahan masalah soal cerita sistem persamaan linier dua variabel berdasarkan
model Polya dan penskorannya masing-masing sebesar 100%. Persentase
keefektifan penerapan langkah menyelesaikan soal cerita sistem persamaan linier
dua variabel, soal nomor 1, 2, dan 3 berturut-turut adalah 84,4% ; 86,9% ; 87,5%.
Persentase pemberian skor pada instrumen penskoran menyelesaikan soal cerita
sistem persamaan linier dua variabel, soal nomor 1, 2, dan 3 berturut-turut adalah
84,4% ; 86,9% ; 87,5%. Prototipe akhir yang didapat dari penelitian
pengembangan ini adalah instrumen pemecahan masalah soal cerita sistem
persamaan linier dua variabel dan penskorannya yang telah memenuhi kriteria
valid, praktis, dan efektif.