PEMANFAATAN NUTRISI CAIR TERHADAP KUALITAS DAN WAKTU PANEN KROTO
Abstract
Semut rangrang (Oecophylla smaragdina) merupakan salah satu kategori serangga berguna, karena selain sebagai agen pengendali hayati pada bidang
pertanian, semut rangrang juga mampu menghasilkan kroto. Kroto di Indonesia memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Semut rangrang membutuhkan
asupan protein tinggi dan juga glukosa sebagai sumber energi. Oleh sebab itu dilakukan penelitian tentang nutrisi dan waktu panen manakah yang paling
optimal untuk mendukung produksi kroto. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial, yang menggunakan 2 taraf
kombinasi yaitu nutrisi cair dan interval waktu panen. Nutrisi cair yang digunakan adalah larutan gula, larutan gula + PF-VIT, larutan madu dan larutan sirup.
Interval waktu panen yaitu 9, 12 dan 15 hari, sehingga didapat 12 kombinasi perlakuan dengan pengulangan sebanyak 3 kali. Proses pemanenan dilakukan
sebanyak 4 kali dari setiap interval waktu panen kroto. Hasil pengamatan menunjukkan adanya interaksi yang berbeda nyata terhadap kombinasi antara
perlakuan nutrisi cair dengan interval waktu panen. Kualitas kroto dengan kualitas panen terbaik yaitu dengan perlakuan waktu panen 9 hari. hal tersebut
dikarenakan kualitas kroto lebih dipengaruhi oleh fase perubahan dari telur hingga menjadi imago. Proses pemanenan 9 hari, kroto masih tetap berbentuk larva,
sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk menjadi semut. sehingga menjadi lebih menguntungkan. Produksi tertinggi kroto adalah perlakuan larutan gula
karena mengandung sukrosa. Sehingga dapat meningkatkan produksi kroto lebih optimal.