Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Tembakau Besuki Na-Oogst Di Desa Jambe Arum Kecamatan Puger Kabupaten Jember
Abstract
Dalam memulai usahatani tembakau khususnya tembakau Besuki Na-Oogst perlu adanya perhitungan yang matang dari awal penanaman sampai akhir (masa panen). Untuk mencapai hasil produksi yang optimal maka kombinasi penggunaan input berupa faktor-faktor  produksi penting dilakukan dan penggunaannya harus diupayakan seefisien mungkin sehingga akan diperoleh keuntungan yang optimal  pula.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar faktor-faktor yang mempengaruhi produksi  tembakau Besuki Na-Oogst di Desa Jambe Arum musim tanam bulan Mei-Agustus 2001. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini bahwa penggunaan faktor produksi mempunyai pengaruh yang nyata terhadap hasil produksi dan efisiensi biaya usahatani yang digunakan  tidak efisien. Jenis penelitian yang  digunakan adalah deskriptif eksplanatori. Jumlah sampel yang diambil sebanyak  30 responden.
Metode analisis data yang digunakan adalah fungsi produksi Cobb-Douglas. Dan untuk memudahkan penghitungan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda, serta uji statistik yaitu dengan uji-F dan uji-t. Dari hasil analisis regresi diketahui bahwa produksi tembakau Besuki Na-Oogst Desa Jambe Arum musim tanam Mei-Agustus 2001 berada dalam keadaan decreasing returns to scale, karena β1 < 1 (pada tahap III). Berdasarkan perhitungan dengan tingkat signifikasi 95 % pengujian  hipotesis secara bersama (Uji-F) diperoleh nilai Fhitung > Ftabel, berarti  penggunaan faktor produksi luas lahan, bibit, pupuk, obat-obatan dan tenaga   kerja secara bersama mempunyai   pengaruh yang signifikan terhadap produksi tembakau. Secara  parsial (uji t) untuk variabel penggunaan luas lahan, bibit dan tenaga kerja besarnya nilai  thitung > ttabel  berarti mempunyai pengaruh terhadap produksi tembakau. Sedangkan faktor produksi penggunaan pupuk dan obat-obatan berpengaruh tidak nyata karena thitung < ttabel. Secara   ekonomis keseluruhan penggunaan  biaya usahatani tidak efisien. Hal ini dikarenakan biaya-biaya yang   dikeluarkan petani tembakau Besuk Na-Oogst lebih besar dari pendapatan    yang mereka terima, ditunjukkan dengan rata-rata efisiensi biaya usaha tani (EBU) pada masing-masing strata kurang  dari  100%.
