PENGARUH EKSTRAK BIJI KOPI ROBUSTA (Coffea robusta) TERHADAP AKTIVITAS FAGOSITOSIS SEL MONOSIT (Penelitian Eksperimental Laboratoris In-vitro)
Abstract
Aktivitas fagositosis merupakan proses yang dilakukan oleh sel darah putih dengan cara membunuh mikroorganisme asing yang masuk ke dalam tubuh. Sel yang membunuh tersebut adalah sel fagosit yang terdiri dari sel neutrofil (60%), sel monosit (5%) dan sel eosinofil (65%). Sel monosit lebih efektif terhadap proses fagositosis, karena monosit memiliki umur yang lebih panjang dibandingkan dengan sel fagosit lainnya (Price, 2007).
Aktivitas fagositosis monosit dapat dipengaruhi oleh tanaman obat-obatan, salah satunya adalah kopi robusta (Coffea robusta) dengan kandungan senyawa antioksidan yang mampu meningkatkan sistem pertahanan tubuh terhadap agen infeksi yang masuk kedalam tubuh. Senyawa antioksidan dapat mempertahankan viabilitas sel monosit, sehingga sel monosit lebih efektif dalam memfagosit agen infeksi. Senyawa antioksidan tersebut antara lain adalah kafein, fenol dan asam klorogenat yang dapat meningkatkan aktivitas fagositosis, dan memiliki fungsi opsonin untuk membungkus permukaan agen infeksi dan membantu sel fagosit memakan agen infeksi. Agen infeksi terdiri atas virus, bakteri, parasit, antigen dan lain-lain. Antigen merupakan molekul asing yang dapat memicu respon imun, seperti antigen lateks. Aktivitas fagositosis dapat di uji menggunakan antigen lateks yang merupakan makromolekul yang terdiri atas protein atau polisakarida yang bertindak sebagai benda asing di dalam tubuh (Tjahajati, 2006).
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh ekstrak biji kopi robusta (Coffea robusta) terhadap aktivitas fagositosis sel monosit dan mengetahui konsentrasi ekstrak biji kopi robusta yang paling efektif dalam meningkatkan aktivitas fagositosis sel monosit.
Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris in vitro dengan rancangan penelitian the post test only control group design. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2014-Januari 2015, bertempat di Laboratorium bioscience, Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. Kriteria sampel yang digunakan berupa sel monosit dari darah vena perifer orang sehat. Jumlah sampel yaitu 16 sampel yang terbagi dalam 4 kelompok, yaitu kelompok I adalah sel monosit yang diberi suspensi antigen lateks, kelompok II adalah sel monosit yang dipapar ekstrak biji kopi robusta konsentrasi 25% ditambahkan antigen lateks, kelompok III adalah sel monosit yang dipapar ekstrak biji kopi robusta konsentrasi 50% ditambahkan antigen lateks, dan kelompok IV adalah sel monosit yang dipapar ekstrak biji kopi robusta konsentrasi 100% ditambahkan antigen lateks. Pembuatan ekstrak dari biji kopi robusta menggunakan metode maserasi, kemudian dilakukan pengenceran untuk memperoleh konsentrai 25%, 50%, 100%. Isolasi monosit dilakukan dengan menggunakan teknik gradient density. Uji aktivitas fagositosis dilakukan dengan pemaparan antigen lateks dengan pengamatan di bawah mikroskop inverted perbesaran 400x, selanjutnya menghitung jumlah monosit yang aktif (telah memfagosit antigen lateks) per100 sel monosit pada setiap coverslip.
Data dianalisis menggunakan uji normalitas Shapiro-Wilk dan uji homogenitas Levene test, kemudian dilanjutkan uji One Way Anova dan uji beda LSD (Least Significance Difference). Berdasarkan analisis data yang dilakukan dapat diketahui bahwa antara kelompok kontrol dengan kelompok ekstrak biji kopi robusta konsentrasi 25% dan 50% terdapat perbedaan bermakna (α<0,05), tetapi kelompok kontrol dengan ekstrak 100% tidak terdapat perbedaan bermakna (α>0,05). Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian ini adalah ekstrak biji kopi robusta konsentrasi 25% dan 50% berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas fagositosis sel monosit, sedangkan konsentrasi 100% menunjukkan penurunan aktivitas fagositosis sel monosit. Konsentrasi ekstrak biji kopi robusta yang paling efektif meningkatkan proses fagositosis sel monosit adalah 25%.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]